5 Kisah Liga Indonesia Berhenti di Tengah Musim

Liga 2 2022/2023 telah dihentikan PSSI dengan alasan diminta mayoritas klub. Berikut lima kisah kompetisi sepak bola Indonesia yang terpaksa dihentikan.

Sejak 1951 hingga 2022, tercatat ada 59 musim kompetisi. Itu terdiri era Perserikatan (Kejurnas PSSI 1951-1978, Kejurnas Utama PSSI 1978-1979, dan Divisi Utama PSSI 1980-1994), juga Galatama (1979-1994).

Kemudian dilanjutkan dengan kompetisi profesional bertajuk Liga Indonesia mulai 1994, yang sempat dibarengi Liga Premier Indonesia pada 2011, dan era Liga 1 mulai 2017 setelah PSSI dibekukan FIFA.

Selama era Liga Indonesia sudah lima kali kompetisi terpaksa dihentikan dengan berbagai alasan. Berikut kisah lima musim kompetisi yang dihentikan oleh federasi.

1. Gerakan Reformasi

Kompetisi musim 1997/1998 terpaksa dihentikan PSSI karena krisis moneter. Liga dihentikan dengan status force majeure karena pecah kerusuhan di berbagai provinsi karena gerakan reformasi menuntut Soeharto mundur.

Semua kasta kompetisi dihentikan oleh PSSI pada 25 Mei 1998 karena situasi sudah tidak kondusif. Saat itu pertandingan baru memasuki pekan ke-17 dengan mayoritas tim baru tampil 15 kali.

Dari Wilayah Barat Persebaya memuncaki klasemen dengan 28 poin, sedangkan di wilayah tengah dikuasai PSMS Medan dengan 31 poin. Adapun wilayah timur dipuncaki PSM Makassar dengan 30 poin.

2. Liga Tandingan IPL

Sejak 2010 tanda-tanda perpecahan di internal PSSI mulai terjadi. Begitu Djohar Arifin terpilih sebagai ketua pada 2011, Liga Super Indonesia (LSI) diganti dengan Liga Primer Indonesia (LPI).

Hal ini membuat klub terbelah. Ada klub yang tetap ingin bergabung dengan LSI, tetapi sebagian bergabung dengan kompetisi baru LPI. Namun demikian edisi kedua LPI tidak berakhir hingga tuntas.

LPI musim 2011 hanya berlangsung 18 pekan atau hanya satu putaran saja. Tak hanya itu, LPI edisi 2013 juga tak tuntas karena hanya berlangsung 20 pekan. Namun empat tim teratas langsung main di LSI.

Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>