Sesi wawancara Shin Tae Yong dengan jurnalis baru selesai. Rekaman sudah dimatikan. Namun pelatih asal Korea Selatan itu kembali angkat suara soal Timnas Indonesia.
Pelatih 53 tahun ini tanpa diminta mencurahkan isi hatinya soal Timnas Indonesia. Sambil melepaskan seluruh kata-kata hatinya, tampak matanya memerah menahan gemuruh di dada yang sudah lama dipendam.
Pada Rabu (15/2) siang itu, selepas latihan Indonesia U-20 di Lapangan A Senayan, Jakarta, Shin mengeluhkan polemik pemusatan latihan panjang Timnas Indonesia. Ia kecewa seolah Shin tak paham aturan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Skuad [Timnas Indonesia U-20] 80 persen. Pemain intinya tidak datang. Bagaimana kita bisa persiapkan pertandingan dengan baik? Ini berbeda dengan Korea, semua persiapan dilakukan dengan baik," ucap Shin.
"Tidak tahu ini di Indonesia, terlalu anggap Piala Dunia gampang atau bagaimana? Asal tanding saja yang penting ikut begitu? Kalau persiapan seperti ini, ya tidak akan bisa mempersiapkan dengan baik," katanya.
Shin mengatakan pernah menangani tim Korea Selatan U-20, U-23 hingga senior, juga klub. Untuk Korea, kata Shin, persiapan hanya perlu 10 hari. Namun hal sama dinilai tidak bisa untuk Indonesia.
Selain kompetisi usia muda Indonesia tak berjalan dengan baik, kualitas dasar pemain Indonesia yang datang ke Timnas selalu minus. Itu mengapa Shin selalu mencanangkan pemusatan latihan panjang.
"Kalau di Korea Selatan persiapan tidak seperti ini. Di sana sangat sistematis, sesuai dengan road map. Kalau begini belum tentu kita bisa lolos dari fase grup [Piala Asia U-20 2023]," ujar Shin.
"Bukan apa-apa, saya hanya minta ketegasan dan pengorbanan dari diri masing-masing. Kapan lagi kita bisa lolos ke Piala Dunia? Apakah kita mau jauh lebih baik atau cukup bertahan di situ-situ saja?" katanya.
Shin menegaskan Piala Asia U-20 2023 posisinya sangat penting dalam persiapan Piala Dunia U-20 2023. Mantan pelatih Korea Selatan di Piala Dunia 2018 ini menyebut Piala Asia dan Piala Dunia satu kesatuan.
"Piala Asia di Uzbekistan sama pentingnya. Karena sudah lolos di Piala Dunia sepertinya kita tidak terlalu mementingkan Piala Asia ini. Padahal Piala Asia sangat penting. Saya merasa Indonesia tak terlalu mementingkan itu," kata Shin.
"Capek, melelahkan, sedikit istirahat. Sejak ke Indonesia saya sedikit istirahat. Kalau di Korea hanya 10 hari TC selesai. Masih ada banyak waktu untuk berpikir. Begitu datang ke Indonesia, 12 bulan penuh," ujarnya.
Karenanya pula Shin berharap pengurus PSSI berikutnya serius menjalankan kompetisi. Kompetisi berjenjang dari usia termuda hingga level tertinggi akan menjadi kunci sukses sepak bola Indonesia.
"Memang harusnya punya sistem [kompetisi] yang baik dari usia dini. Kalau tidak, enggak akan ada perkembangan. Kalau tidak kita pegang dengan baik sekarang, tidak akan ada perkembangan," ucap Shin
"Liga juga harus baik. kalau liga kualitas seperti sekarang ini, bagaimana kita bisa jadi tim terbaik di Asia Tenggara? Pelatih yang baik mungkin bisa pegang sistem dengan baik," kata Shin mengakhiri.