Erick Thohir: Mudah-mudahan Saya Nggak Di-KLB di PSSI
Erick Thohir berharap bisa menyelesaikan tugasnya sebagai Ketua Umum PSSI selama empat tahun ke depan tanpa harus dicopot lewat kongres Luar Biasa (KLB).
Erick yang terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2023-2027 langsung bekerja bersama jajarannya. Sarasehan sepak bola telah rampung digelar di Surabaya, Sabtu (4/3).
Pria yang juga menjabat Menteri BUMN itu berkesempatan menggelar konferensi pers terkait hasil sarasehan yang melibatkan para stakeholder sepak bola.
Di sela-sela memberi keterangan, Erick melempar guyon kepada awak media yang memadati ruang konferensi pers di GBK Arena, Jakarta, Minggu (5/3).
"Saya sebagai pimpinan PSSI yang dipercayakan, ya mudah-mudahan sampai empat tahun ya kan sering di-KLB juga. Mudah-mudahan dengan bikin terobosan nggak di-KLB-in, gitu kan," kata Erick.
Erick menilai, format kompetisi Liga 1 dan Liga 2 musim depan ditentukan lewat kesepakatan sarasehan sepak bola. PSSI bertugas mengakomodir gagasan yang terbaik.
"Sarasehan bukan posisi yang PSSI yang menentukan. Tetapi Liga 1 dan Liga 2 masing-masing bersepakat dengan konsep kompetisi yang mau dilakukan," ucap Erick
"Kadang-kadang masyarakat juga tidak terekam. Tangan PSSI ke dalam liga hanya sebatas aturan, wasit, regulasi, bukan mencampuri kompetisi. Kadang terbalik-balik. Kita bicara saham, PSSI cuma 1 persen. Mana ada perusahaan punya saham satu persen mengontrol," kata Erick menambahkan.
Erick berharap peringkat Liga Indonesia bisa kembali menanjak di ASEAN. Saat ini peringkat Liga Indonesia diklaim anjlok dan berada di urutan kelima di Asia Tenggara.
"Makanya saya kaget kita disebut sebagai liga terendah di ASEAN. Masa kita negara terbesar di ASEAN ditempatkan di nomor lima. Itu keterlaluan, tapi ini fakta."
"Mestinya kita jadi nomor 1 di Asia Tenggara. Artinya ada peru perubahan signifikan yang terjadi untuk memacu liga kita lebih baik dari negara lain."
Salah satu gagasan untuk mencapai liga terbaik, lanjut Erick, adalah dengan memisahkan kompetisi Liga 1 dan Liga 2.
"Supaya lebih sehat secara ekonomi. Dan, turunan keamanan dan sistem pertandingan yang lebih baik. Sehingga kita punya industri sepak bola yang bisa kita tingkatkan," ujarnya.