Pengamat sepak bola nasional M Kusnaeni mendukung rencana penggunaan Video Assistant Referee (VAR) di Piala Dunia U-20 2023, namun melihat ada tantangan besar dalam penerapan di Indonesia.
"VAR kalau di level dunia bukan hal yang baru dan tidak aneh. Piala Dunia [2022] sudah pakai, beberapa liga di dunia juga sudah," katanya kepada CNNIndonesia.com, Senin (6/3).
"Karena ini juga piala dunia maka sudah seharusnya juga ada teknologi garis gawang karena ini piala dunia. Ini turnamen resmi dan masuk kalender FIFA. Jadi harus dilaksanakan seprofesional mungkin," ujarnya menambahkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya saja ia menyebut akan ada persoalan yang bakal menjadi tantangan dalam penerapan VAR yakni kualitas sumber daya manusia (SDM) untuk pengoperasian teknologi VAR dalam pertandingan.
"Yang sulit mungkin mengharapkan SDM Indonesia untuk bisa terlibat. Saya berharap SDM Indonesia terlibat dalam wasit supaya nanti jadi pionir penggunaan VAR di kompetisi domestik," ucapnya.
"SDM perlu jadi perhatian, siapa yang punya pengalaman menjadi wasit VAR? Belum ada, padahal saya berharap piala dunia jadi momentum Indonesia untuk mendapatkan banyak hal, termasuk penggunaan teknologi dan memanfaatkan orang Indonesia untuk itu," kata dia menambahkan.
Sementara untuk infrastruktur, Kusnaeni berpendapat stadion di Indonesia memungkinkan untuk penerapan VAR. Menurutnya kondisi enam venue yang direncanakan menjadi arena Piala Dunia U-20 2023 memadai untuk pemasangan alat-alat penunjang VAR.
"Kalau enam stadion yang disebut akan di-review kembali, sebetulnya secara infrastruktur sudah memungkinkan karena enam stadion itu sudah memenuhi kriteria yang ketat. Penggunaan VAR di sana tidak akan sulit diaplikasikan tapi mungkin ada mengubah beberapa bagian," ujarnya.
Sebelumnya, International Football Association Board (IFAB) akan menerapkan VAR pada Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia. Terdapat regulasi baru yang lebih mudah dipahami penonton di stadion dan layar kaca.
(ikw/nva)