Duel Liga Israel antara Bnei Sakhnin vs Beitar Jerusalem diwarnai kerusuhan suporter dengan petugas keamanan di Stadion HaMoshava, Senin (17/4) dini hari WIB.
Kerusuhan itu lantaran suporter fanatik Beitar Jerusalem yang merangsek ke dalam lapangan. Insiden itu dilaporkan sebagai imbas ketegangan kedua suporter dalam pertandingan yang digelar di tempat netral tersebut.
Pada awal pertandingan pendukung Sakhnin melemparkan flare ke dalam lapangan, menurut laporan i24. Akun Twitter @EretzSport menyebut suporter Beitar mencoba melawan pendukung tuan rumah yang meneriakkan 'Demi jiwa kami, dengan darah kami, kami akan membelamu Al Aqsa'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu akun @Ahmad_tibi menyebut fans Beitar juga meneriakkan yel-yel rasial, 'Matilah orang Arab' dalam pertandingan itu.
Pemberitaan Isport menyebutkan pertandingan harus dihentikan selama 10 menit setelah suporter Beitar masuk ke lapangan. Petugas keamanan berupaya menghentikan puluhan fans tim ibu kota guna mengembalikan mereka ke tribune.
Pemilik Beitar Jerusalem, Barak Abramov sampai turun tangan guna menenangkan pendukungnya. Abramov meminta 'perusuh' kembali ke tribune agar pertandingan bisa dilanjutkan kembali.
"Para penggemar yang terhormat, kita berada dalam pertandingan sepak bola, tenangkan apinya. Ini penting untuk klub dan tim, saya meminta, hentikan semuanya, biarkan tim bermain sepak bola dan menyelesaikannya," kata Abramov.
Dalam pertandingan tersebut Bnei Sakhnin menang tipis 4-3 atas Beitar Jerusalem. Kedua tim kini bersaing sengit di papan atas Liga Israel.
Suporter Beitar dengan Sakhnin terkenal kerap berseteru. Sering muncul isu Palestina ketika kedua tim berduel.
Menurut @pbi_es, pada 2021 suporter Sakhnin mengibarkan bendera Palestina dan bernyanyi untuk Al Aqsa, saat pertandingan melawan Beitar Jerusalem, tim sepak bola yang dianggap paling rasis.
Akan tetapi setelah pertandingan usai, polisi Israel disebut menyerang pendukung Sakhnin saat mereka meninggalkan stadion.
(sry/rhr)