Membayangkan Messi Ditempel Ketat Pratama Arhan
Saat menonton sepak bola Eropa sejak dulu kala, seringkali terlintas dalam pikiran: "Kenapa tidak ada tim-tim di lima liga besar Eropa yang berminat untuk merekrut pemain Indonesia?"
Padahal, Indonesia punya potensi pasar penggemar sepak bola yang luas dan skala-nya tergolong gila. Pecinta sepak bola Indonesia bahkan bisa diadu dengan pecinta sepak bola dari negara-negara yang secara tradisi memang kuat di sepak bola seperti Brasil, Argentina, Jerman, Inggris, dan Italia.
Tidak. Tidak langsung berharap pemain Indonesia bermain di klub besar macam Liverpool, Manchester United, Manchester City, Inter Milan, AC Milan, Juventus, Bayern Munchen, Barcelona, Real Madrid, Paris Saint-Germain, Ajax Amsterdam, dan lainnya. Namun mengapa tidak ada klub papan tengah atau papan bawah liga top Eropa yang berminat merekrut pemain Indonesia, sebut saja seperti Bournemouth, Lecce, Bochum, Brest, atau Almeria.
Padahal kalau klub-klub itu merekrut satu saja pemain asal Indonesia, potensi keuntungan dari penikmat sepak bola di Indonesia akan sangat besar. Sebelum berbicara soal keuntungan materi, setidaknya pemain Indonesia bakal jadi garansi besarnya interaksi klub yang bersangkutan di jagat media sosial, hal yang terbilang cukup krusial di era saat ini.
Lalu kemudian pertanyaan lain muncul:
"Apakah sebegitu jauhnya kemampuan pemain Indonesia dibanding pemain kelas dunia sehingga potensi mendapatkan untung dari ceruk pasar penikmat bola Indonesia tidak juga sanggup menggoda klub di divisi atas liga top Eropa merekrut pemain Indonesia?"
"Apakah sekadar 'menyelipkan' satu saja pemain Indonesia dalam skuad untuk kemudian diberikan pengalaman sekaligus jadi 'magnet pasar' juga tidak bisa dilakukan karena terlalu besarnya perbedaan kemampuan?"
Dari segi prestasi, Timnas Indonesia saat ini memang masih hanya bisa berbicara di level Asia Tenggara. Itu pun harus bersusah payah dan saling sikut sampai akhirnya bisa kembali meraih emas SEA Games setelah 32 tahun berselang.
Karena itu, level sepak bola Indonesia pun terbilang masih jauh di kawasan Asia. Padahal, negara-negara kuat di Asia seperti Jepang, Korea, Arab Saudi, dan Iran pun seringkali masih dipandang sebelah mata dalam persaingan di dunia.
Ketika negara-negara tersebut mampu meraih kemenangan lawan negara-negara Eropa atau Amerika Latin, hal tersebut hanya sekadar dianggap kejutan. Negara kuat di Asia masih belum jadi pusat kekuatan sepak bola, sedangkan Indonesia sendiri masih jauh dari kategori negara kuat di Asia.
Gambaran itulah yang bisa ditarik jadi kesimpulan bahwa Indonesia memang masih jauh dari mimpi jadi kekuatan besar di dunia sepak bola.
Namun tentu akan ada rasa penasaran yang terus mengetuk-ngetuk pikiran,"Sebenarnya memang jauhnya, sejauh apa?"
Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman, dan Marselino Ferdinan memang sudah merasakan kiprah dan berkarier di Eropa. Namun mereka belum punya kesempatan untuk bersentuhan langsung dengan kualitas papan atas dunia seperti yang dimiliki pemain-pemain Argentina.
Laga Indonesia vs Argentina ini yang kemudian bisa jadi jawaban. Indonesia berhasil mendapatkan kesempatan duel lawan Argentina di FIFA Matchday pada 19 Juni mendatang.
Kesempatan langka ini mendapatkan sambutan hangat dari penggemar sepak bola Indonesia. Terbukti, tiket-tiket yang disediakan dengan banderol lebih mahal dibanding harga tiket Timnas Indonesia di laga-laga sebelumnya, ludes terjual dalam hitungan menit.
Lionel Messi, Angel Di Maria, Julian Alvarez, dan Emiliano Martinez memang daya tarik besar untuk datang ke stadion. Namun tak dimungkiri, bayangan-bayangan yang selama ini hanya mungkin terlintas di pikiran kini benar-benar bisa terlihat di lapangan juga jadi faktor besar di balik larisnya penjualan tiket Indonesia vs Argentina.
"Apakah Messi memang bisa melewati Pratama Arhan?"
"Apakah Rodrigo De Paul bisa membendung Marselino Ferdinan?"
"Apakah Emiliano Martinez bisa mengadang tendangan Witan Sulaeman?"
Pertanyaan-pertanyaan macam ini yang kemudian turut jadi daya tarik sehingga orang-orang antusias untuk menyaksikan gelaran laga Indonesia vs Argentina.
Laga Indonesia vs Argentina memang tidak akan serta-merta membangkitkan dan membangun sepak bola Indonesia menjadi lebih baik dalam sekejap. Namun setidaknya ada rasa penasaran dari banyak orang tentang sejauh mana posisi Indonesia di dunia sepak bola yang akan menemukan jawaban.
Bola itu bundar. Selama keyakinan itu yang dipegang, seharusnya Timnas Indonesia juga percaya bahwa sebuah pertandingan bisa berakhir dengan berbagai rupa.
Kagum terhadap aura magis Messi memang wajar dan normal namun jangan lupa bahwa Messi dan rekan-rekan setimnya adalah lawan yang harus diadang.
Saya juga percaya, atau setidaknya berharap, Argentina tidak mengurangi tenaga. Status juara dunia terlalu besar untuk dipertaruhkan bila mereka memilih bermain 'setengah tenaga' melawan Indonesia. Belum lagi tekad Messi yang ingin mengejar rekor gol terbanyak untuk tim nasional yang saat ini masih dipegang sang rival abadi, Cristiano Ronaldo.
Saya harap Argentina mengerahkan segala kemampuan yang mereka punya, dari awal hingga akhir pertandingan, sehingga Timnas Indonesia dan para pemainnya bisa mendapatkan pelajaran serta sadar sejauh mana ketinggalan yang harus dikejar di masa depan.
(har)Putra Permata Tegar Idaman
Menggemari bulutangkis dan mengagumi Roberto Baggio sejak kecil. Pernah bekerja di harian Top Skor dan Jakarta Globe. Kini menjadi penulis di kanal olahraga CNN Indonesia
Selengkapnya