Ganda putri Indonesia Apriyani Rahayu/Siti Fadia Ramadhanti mengakui sedang tidak konsisten dalam bermain setelah dikalahkan Yuki Fukushima/Sayaka Hirota pada perempat final Indonesia Open 2023 di Istora Senayan, Jumat (16/6).
Apriyani/Fadia kalah 13-21 dan 13-21 dari ganda asal Jepang itu. Usai laga Apriyani mengungkap masalah yang sedang dihadapinya bersama Fadia. Juara Olimpiade Tokyo 2020 itu mengaku mental bermain masih harus diperbaiki.
"Untuk cedera sudah balik recovery, karena banyak pertandingan berderet, saya dan Fadia membesarkan keyakinan masing-masing. Ini bukan hanya soal teknik, tapi mental juga harus diasah lagi. Kami lagi tidak konsisten, kami akan membesarkan hati masing-masing, menguatkan diri lagi," ucap Apriyani.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seperti Koh Didi [pelatih Eng Hian] bilang, teknik dan fisik bisa diasah, tapi ini soal mental yang bicara. Kami akan berproses, kiranya dari sini kita akan memperbaiki teknis dan non-teknis," ujarnya.
Fadia sendiri mengakui bermain tidak konsisten melawan Yuki/Sayaka yang merupakan mantan ganda putri nomor satu dunia.
"Tadi mungkin lebih ke aku kurang konsisten dalam bermain. Mereka lebih senior dan lebih banyak pengalaman, jadi tadi mau dapat satu poin saja susah banget," ucap Fadia.
Sementara itu pelatih ganda putri Indonesia, Eng Hian, tidak memungkiri gaya permainan Apriyani/Fadia sudah mampu dibaca para lawan. Tapi Eng Hian mengaku kesulitan melakukan perubahan strategi.
"Untuk strategi baru sudah dipersiapkan, karena kita lihat pertandingan tadi sepertinya lawan sudah tahu apa yang harus dilakukan. Tapi ada beberapa kendala, pertama cedera Apriyani [belum pulih 100 persen]. Boleh dibilang faktor yang harus kita tingkatkan, daya tahan, kita mau push, tapi tertahan," ucap Eng Hian.
"Sampai sekarang tangan Apriyani belum siap 100 persen. Masalah kedua daya tahan Fadia. Untuk meningkatkan butuh waktu bukan satu dua bulan. Sementara untuk menuju Olimpiade kebutuhan peningkatan Apri/Fadia di atas 30 persen. Itu PR bagi anak-anak dan saya," ujar Eng Hian.