ANOC mengumumkan pada Selasa (4/7) bahwa World Beach Games (WBG) 2023 Bali resmi dibatalkan. Berikut alasan ajang mirip Olimpiade itu batal dilaksanakan.
Dalam rilis resmi ANOC di laman resminya disebutkan bahwa Bali mundur dari komitmen sebagai tuan rumah WBG 2023. ANOC menyebut panitia penyelenggara lokal (LOC) Bali telah menarik diri dari komitmen.
Dijelaskan ANOC, LOC Bali terpaksa menarik diri dari komitmen karena anggaran dari pemerintah belum turun. Dengan persiapan yang tinggal sebulan, LOC Bali merasa tak bisa berbuat apa-apa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"LOC [Bali] menyatakan keputusan itu diambil setelah anggaran tidak dikeluarkan oleh pemerintah negara dan tidak ada waktu lagi untuk menyelenggarakan Olimpiade," tulis ANOC.
"ANOC sangat kecewa dengan tindakan LOC yang akan membuat atlet dari 100 NOC yang memenuhi syarat tidak dapat memenuhi ambisi mereka untuk berkompetisi di Olimpiade," tulis mereka dalam rilisnya.
Karena penarikan diri ini sangat mendadak, ANOC tak terpaksa membatalkan ajang tahun ini. Pasalnya mencari tuan rumah baru hanya dalam tempo satu bulan dianggap tidak realistis.
Namun Komite Dewan ANOC akan segera mengambil keputusan untuk menyikapi peristiwa yang telah terjadi. Dewan akan berkumpul dan menetapkan lokasi dan tanggal baru pelaksanaan WBG.
"ANOC menyampaikan permintaan maaf yang tulus kepada NOC, atlet, dan Federasi Internasional yang telah menjadi mitra yang berkomitmen untuk acara tersebut, dan kepada penggemar di seluruh dunia," tulis ANOC.
Sementara itu, Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari belum memberi keterangan terkait hal ini. Pesan dan telepon CNNIndonesia.com pun belum dibalas Okto.
Sebelumnya, Okto mengatakan anggaran menjadi kendala pelaksanaan WBG 2023. Karenanya Okto mendesak Menpora Dito Ariotedjo segera mencairkan anggaran untuk pelaksanaan WBG 2023. Okto juga sempat mengatakan akan bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk membahas anggaran WBG 2023.
Ketika dihubungi CNN Indonesia, Menpora Dito Ariotedjo membantah bahwa anggaran jadi alasan pembatalan.
Menpora memastikan pemerintah dari segi finansial selalu siap. Hal itu bisa dilihat dari kesiapan memberangkatkan kontingen hingga pemberian bonus untuk atlet.
"Khususnya dalam hal anggaran, Kemenpora dalam review awal proposal pada bulan Februari 2023, sebelum saya menjabat, memang terjadi gap yang sangat jauh dari pengajuan hampir Rp1 triliun dengan hasil review sebesar Rp221 miliar," katanya.
"Saat saya mulai menjabat, dilakukan review ulang bersama BPKP dan DJA juga sehingga menghasilkan angka Rp446 Miliar," lanjut pernyataan Menpora soal pemberian dana dari pemerintah.
(abs/nva)