Ketua Umum PSSI Erick Thohir membantah kabar bahwa keputusan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 2023 sudah dilakukan sejak Maret lalu.
Indonesia resmi dipilih sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 2023 dalam sidang FIFA Council di Zurich, Swiss, 23 Juni lalu. Indonesia terpilih menggantikan Peru yang dicoret sebagai tuan rumah karena masalah infrastruktur.
Belakangan muncul klaim yang menyebut bahwa Indonesia sudah terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 2023 sejak Maret lalu, tidak lama setelah FIFA mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Erick membantah klaim itu. Erick memastikan hingga pertemuan dirinya dengan Presiden FIFA Gianni Infantino terjadi di Doha, Qatar, April 2023, tidak ada obrolan tentang menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 2023.
"Yang ikut meeting siapa, ya? Nah kan aneh [kalau ada isu itu] ketika saya sama presiden Gianni duduk berdua satu meja, tidak ada orang lain," kata Erick dalam wawancara dengan CNN Indonesia, Kamis (14/7).
Erick menegaskan dalam pertemuan dengan Infantino di Doha hanya membicarakan tentang status tuan rumah Piala Dunia U-20 yang kemudian batal bergulir di Indonesia. Erick dan Infantino juga membahas blue print perbaikan sepak bola Indonesia yang diajukan ke FIFA.
"Artinya kalau itu jadi persepsi yang dibentuk, silakan. Tapi secara realita itu benar-benar [status tuan rumah] kita dicabut, tetapi dengan segala upaya kita yakinkan FIFA agar tidak disanksi," ujarnya.
"Kenapa? Kembali kita beri paparan ke FIFA bagaimana adanya blue print transformasi sepak bola dan perbaikan 22 stadion senilai Rp1,9 triliun itu yang kita paparkan," ucap Erick.
Erick menyebut perpindahan status tuan rumah dari Piala Dunia U-20 menjadi Piala Dunia U-17 bukan seperti drama yang bisa diatur sedemikian rupa. Menurutnya, FIFA memberi kepercayaan kepada Indonesia yang tengah berupaya memperbaiki sepak bola.
"Ketika [Piala Dunia] U-17 ya sama, tidak ada black and white yang diberikan. Itu hanya asumsi dan nanti sudah bisa ditebak kalau dapat. Ini bukan drama Korea yang sedang kami lakukan. Sepak bola kita dipertaruhkan setelah kejadian di Kanjuruhan dan [Piala Dunia] U-20 tidak terjadi, tapi kita tidak disanksi," kata Erick.
"Inilah kenapa selama dua tahun ke depan, FIFA akan memantau transformasi sepak bola di Indonesia. Makanya benar-benar kita serius undang wasit dari Jepang untuk perbaiki, cari dirtek dari Jerman, kita siapkan TC jangka panjang," kata Erick menambahkan.