Rumah Sakit Ungkap Kronologi Binaragawan Justyn Vicky Meninggal

CNN Indonesia
Kamis, 27 Jul 2023 23:50 WIB
RSUD Wangaya menerangkan penanganan binaragawan Justyn Vicky yang meninggal dunia karena tertimpa barbel seberat 200 kilogram.
Justyn Vicky mengalami kecelakaan saat berolahraga. (Istockphoto/elinedesignservices)
Denpasar, CNN Indonesia --

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya, Denpasar, Bali, menerangkan penanganan binaragawan Justyn Vicky atau Herman Fauzi (34) yang meninggal dunia karena tertimpa barbel seberat 200 kilogram.

Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD Wangaya Dr I Wayan Edi Wirawan mengatakan Justyn tiba di RSUD Wangaya pada tanggal 15 Juli 2023 pada pukul 17.46 WITA setelah dirujuk dari rumah sakit swasta menggunakan ambulans.

"Keadaan pasien pada saat itu sudah terpasang collar neck di leher. Pasien pada saat itu dalam keadaan sadar, pasien saat itu dalam keadaan tidak bisa menggerakkan kedua kakinya dan sudah membawa hasil MRI [Magnetic Resonance Imaging] dari rumah sakit swasta sebelumnya," ucap Wirawan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari hasil MRI tersebut, terdapat patah dan dislokasi di tulang belakang leher. Di mana kita ketahui tulang leher ada 7 ruas, C1 sampai C7. Nah, yang patah kelihatan di sana ada di bagian C6 dan C7. Itu patah dan terjadi pergeseran," jelasnya.

Selain itu juga terjadi penyempitan rongga tulang belakang di leher, kerusakan sistem saraf, kerusakan sendi penghubung antar tulang belakang, dan pembengkakan jaringan saraf di sekitarnya.

Tim dokter di Unit Gawat Darurat (UGD) melakukan stabilisasi guna mempertahankan tekanan darah dan mempertahankan jalan napas dengan baik. Pada pukul 18.30 WITA tekanan darah pasien mengalami penurunan dan dilakukan stabilisasi dan selanjutnya dibawa ke ruang ICU untuk dipantau secara ketat.

Pada keesokan harinya, Minggu (16/7), tim dokter spesialis melakukan operasi kepada Justyn Vicky setelah keluarga pasien menyatakan persetujuan.

"Dari dokter spesialis yang merawat dilakukan tindakan perbaikan yaitu dengan operasi. Karena ada patah di tulang leher dan di sana ada organ-organ yang vital. Dan risiko operasinya sangat tinggi sekali, bisa saja kelumpuhan atau kematian dan mau tidak mau harus dilaksanakan tindakan operasi untuk menyelamatkan jiwa pasien. Dan keluarga pasien setuju dalam hal ini ibu pasien," ungkapnya.

Operasi selama 3,5 jam dilakukan setelah kondisi Justyn stabil sekitar pukul 16.00 WITA. Kemudian Justyn kembali dibawa ke ruang ICU dengan bantuan alat pernapasan.

"Di ruang operasi pasien tentu di-monitoring secara ketat. Dan, memang dalam hal ini tindakan operasi yang dilakukan untuk mengembalikan kembali tulang leher yang terjadi dislokasi itu. Karena organ [leher] di dalam memang ada saraf-saraf yang memang sangat vital sekali. Yang penting jalan tulangnya kita kembalikan seperti semula supaya diharapkan nanti bagus hasilnya," terangnya.

Kondisi Justyn Vicky memburuk pada saat tengah malam dan tim dokter kembali melakukan stabilisasi kondisi Justyn Vicky. Pada Senin (17/7) sekitar pukul 12.00 WITA, Justyn Vicky mengembuskan napas terakhir.

Justyn gagal dalam melakukan back squat pada Sabtu (15/7). Barbel yang berupaya diangkatnya justru mengenai bagian belakang leher dan membuatnya terjatuh.

[Gambas:Video CNN]



(kdf/nva)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER