Kemenangan Pantai Gading atas Iran di Grup G FIBA World Cup 2023 diwarnai protes keras pelatih Iran Hakan Demir di detik-detik terakhir pertandingan, Senin (28/8).
Saat kedudukan 69-68 untuk keunggulan Iran dan waktu tersisa 13 detik, wasit menganggap ada pelanggaran. Itu terjadi saat pemain Pantai Gading Solo Diabate melakukan tusukan ke ring Iran.
Wasit menilai ada pelanggaran. Kubu Iran tak terima, pelatih Hakan Demir memprotes. Alhasil, ia terkena technical foul yang berbuah hukuman satu tembakan bebas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiga tembakan yang dihadiahkan untuk Pantai Gading ini tak disia-siakan. Solo Diabate dengan tenang menciptakan tiga poin dari tiga lemparan. Pantai Gading berbalik unggul 69-71.
Waktu sisa enam detik dimanfaatkan Behnam Yakhchali untuk menciptakan angka. Sayang lemparan tiga poinnya tidak masuk ke keranjang. Iran dipaksa harus puas menelan kekalahan.
Hasil ini membuat Pantai Gading masih berpeluang lolos ke babak berikutnya. Adapun Iran dipastikan tersisih karena dua kekalahan beruntun, setelah sebelumnya ditumpas Brasil.
Nisre Zouzoua memimpin Pantai Gading dengan 17 poin, Maxence Dadiet dan Amadou Sidibe menyumbang 10 angka. Dari kubu Iran Behnam Yakhchali mencetak 19 poin. Nisre Zouzoua mengatakan bola basket adalah permainan yang membutuhkan kecepatan.
"Memenangi pertandingan seketat tadi adalah tentang lebih kompak sebagai tim, menjaga tetap tenang, dan berusaha keras," katanya.
Adapun Behnam Yakhchali memberi selamat kepada Pantai Gading. Ia mengaku timnya sudah tahu akan menjalani laga yang berat. Namun, menurutnya Iran sudah tampil baik.
"Namun satu menit terakhir mereka membuat keputusan yang lebih baik dan menang. Tapi saya bangga kepada tim saya," ucap Behnam Yakhchali.