Kualitas individu Stefano Lilipaly dan Saddil Ramdani sudah tidak diragukan, tetapi performa terbaik keduanya sering tidak terlihat di Timnas Indonesia.
Musim ini misalnya, Lilipaly telah mengoleksi lima gol dari 10 pertandingan bersama Borneo FC. Tidak hanya andal dalam urusan mencetak gol, Lilipaly juga telah menyumbang lima assist.
Situasi Saddil bersama Sabah FC di Liga Super Malaysia tak jauh berbeda. Saat ini Saddil sudah menceploskan enam gol dan sembilan assist. Ini menjadi musim terbaik Saddil di Sabah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika statistik Lilipaly dan Saddil kinclong di klub, tidak demikian di Timnas Indonesia jelang lawan Turkmenistan pada FIFA Matchday di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Jumat (8/9).
Lilipaly baru lima kali diberi kepercayaan tampil oleh Shin Tae Yong selama 2022-2023. Dari lima kesempatan tampil itu, Lilipaly hanya menyumbang satu assist dan tidak mencetak gol. Lilipaly terakhir kali mencetak gol untuk Timnas di Piala AFF 2018.
Saddil jauh lebih sering dipanggil dibanding Lilipaly. Nyaris tidak pernah Shin mengabaikan nama Saddil. Kendati demikian pemain 24 tahun ini belum tampil sama baiknya seperti di klub.
Pengamat sepak bola nasional Mohamad Kusnaeni menilai situasi yang dialami Saddil dan Lilipaly jamak terjadi. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di berbagai penjuru dunia.
"Beberapa pemain itu karakter kualitas individunya akan menonjol kalau dapat kepercayaan [pelatih]. Beberapa pemain itu kan di klub rutin main dan lebih cepat dapat kepercayaan," kata Kusnaeni kepada CNNIndonesia.com, Kamis (7/9).
"Kalau di Timnas kan semua pemain sama. Pemain bintang semua yang datang. Kadang-kadang pemain seperti itu tidak berkembang, karena tidak mendapat support, tidak diberi keleluasaan," ujar Kusnaeni.
Kendati demikian Kusnaeni percaya Lilipaly dan Saddil akan segera menemukan sentuhan terbaiknya di Timnas Indonesia. Bukan tak mungkin pula hal itu terlihat saat melawan Turkmenistan.
Pertandingan Timnas Indonesia versus Turkmenistan dinilai bisa menjadi sarana Lilipaly dan Saddil tampil lebih moncer dan garang.
"Ini semacam mental bertanding. Kalau di klub dia sangat diberi kepercayaan tampil, main boleh free role, sehingga mainnya maksimal. Kalau di Timnas dia dibatasi, karena yang lain juga pemain bagus."
"Pemain itu harusnya bisa melakukan adaptasi, tetapi ada yang terkendala. Itu sebabnya ada pemain yang luar biasa di klub, tetapi di Timnas biasa saja. Saya kira ini tantangan buat pemain," kata Kusnaeni.
(abs/har)