Evaluasi Ganda Putra di China Open 2023: Krisis Kepercayaan Diri

CNN Indonesia
Sabtu, 09 Sep 2023 19:01 WIB
Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri terhenti di perempat final China Open 2023. (Arsip PBSI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pelatih ganda putra Indonesia Aryono Miranat mengevaluasi kegagalan anak asuhnya di China Open 2023.

Semula PBSI menurunkan lima ganda putra andalannya untuk bertarung di China Open. Ada Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.

Kemudian ada pasangan Pramudya Kusumawardhana/Yeremia Rambitan dan Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri.

Dari lima pasangan tersebut, hanya Bagas/Fikri yang meraih hasil terbaik di antara lainnya. Bagas/Fikri berhasil melaju hingga babak perempat final.

Namun, langkah Bagas/Fikri terhenti di perempat final usai kalah dari 15-21, 17-21 dari pasangan Korea Selatan Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae, Jumat (8/9) malam WIB.

"Secara garis besar secara keseluruhan yang perlu diperhatikan adalah faktor teknisnya. Masalah kepercayaan diri dan keyakinan dalam bermain perlu ditingkatkan lagi. Konsistensi permainan itu hadir bila kita dalam keadaan percaya diri," kata Aryono dalam keterangan pers PBSI, Sabtu (9/9).

"Di masalah teknis yang perlu dibenahi adalah pertahanan dan akurasi pukulan harus lebih bagus lagi. Di latihan nanti saya sudah merencanakan untuk menambah latihan akurasi. Juga kita harus bisa kembali memegang permainan di depan net," tambah Aryono.

Aryono melanjutkan, Fajar/Rian dinilai kesulitan keluar dari tekanan status ganda ranking satu dunia. Hal ini membuat penampilan mereka kurang stabil.

"Untuk Fajar/Rian saya melihat ada tekanan bagi mereka sebagai pemain nomor satu apalagi terakhir-terakhir ini grafiknya tidak stabil. Itu mengakibatkan kepercayaan diri mereka menurun. Saya akan mencoba membangkitkan mental bertanding mereka, jiwa tidak mau kalahnya harus keluar lagi," terang Aryono.

"Untuk Leo/Daniel kengototan permainannya seperti hilang, pekerjaan rumah mereka bagaimana mengembalikan fighting spiritnya. Untuk Pramudya/Yeremia yang harus diperbaiki adalah sisi komunikasi antar mereka," ujar Aryono menambahkan.

Terakhir, Aryono juga memberikan evaluasi terhadap performa Bagas/Fikri. Konsistensi dan kepercayaan diri lagi-lagi jadi problem krusial yang perlu ditingkatkan.

"Sementara Bagas/Fikri saya melihat permainan mereka sudah mulai kembali. Fighting spirit, pola permainan sudah cukup baik hanya memang diperlukan konsistensi dan kepercayaan diri yang lebih lagi."

"Bagaimana Fikri di depan bisa lebih menguasai area depan dan Bagas dengan pukulan kerasnya bisa menjadi senjata di belakang. Di sisi lain, unforced errors mereka juga harus diminimalisir," terang Aryono.

(ikw/jun)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK