Polisi Ungkap Kronologi Media Officer Madura United Dikeroyok
Kapolresta Sleman Kombes Pol Yuswanto Ardi mengungkap kronologi yang memastikan media officer kesebelasan Madura United menjadi korban pengeroyokan.
"Yang pasti lebih dari satu [pelaku pengeroyokan]. Kalau tergambar di CCTV mungkin sekitar 2-3 orang. Nanti akan kita selidiki lebih lanjut," kata Ardi, Senin (25/9).
Insiden pemukulan ini, lanjut Ardi, telah resmi dilaporkan ke Polresta Sleman. Ia pun mengungkap kronologi peristiwa versi hasil penyelidikan sementara oleh kepolisian.
Ardi mengungkapkan bermula ketika media officer tersebut keluar dari ruangan yang dipakai untuk sesi konferensi pers usai pertandingan PSS vs Madura United di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Minggu (24/9).
"Ketika media officer itu keluar dari ruang media conference, kemudian di saat yang bersamaan lewatlah sekelompok suporter yang mengetahui itu merupakan [ofisial] dari tim Madura United," kata Ardi.
"Padahal [korban] itu bukan suporter [Madura United], namun media officer. Sehingga dilakukan pemukulan, karena mungkin media officernya menggunakan atribut-atribut Madura United ya," ucap Ardi menambahkan.
Mantan Wakapolrestabes Semarang itu menegaskan, insiden ini terjadi di luar wilayah penjagaan polisi atau area kewenangan steward.
Oleh karenanya ia mengimbau para steward mengevaluasi dan lebih selektif memilah siapa pun yang bisa masuk ke ruang konferensi pers.
"Kita [polisi] tetap fokus melakukan pengamanan di ring luar yang jadi tanggungjawab Polri dan alhamdulillah sampai dengan pertandingan kemarin area-area yang menjadi tanggungjawab Polri tidak terjadi hal-hal yang terjadi gangguan Kambtimbas," kata Ardi.
Ardi menambahkan, sekarang ini kepolisian masih fokus mengumpulkan barang bukti, termasuk rekaman kamera pengawas atau CCTV sekitar lokasi kejadian serta memeriksa sejumlah saksi.
Sebelumnya, Madura United resmi membuat laporan ke kepolisian akibat insiden pengeroyokan yang dialami media officer mereka, Ferdiansyah Alifurrahman usai laga lawan PSS Sleman, Minggu (24/9).
Madura United mengutuk kejadian ini, di mana stadion semestinya menjadi tempat yang ramah bagi semua orang dan kedua tim bertanding. Apalagi, insiden pengeroyokan terjadi di ruang konferensi pers yang harusnya terbatas dan cuma diperuntukkan bagi personel terdaftar.
"Kami akan melakukan protes resmi kepada operator liga atas ketidaknyamanan ini, selain kami juga menempuh upaya hukum demi terangnya insiden ini," ucap manajer Madura United Umar Wachidin dikutip dari situs resmi klub.
Madura United lalu menceritakan kronologi kejadian yang menimpa mereka. Kejadian tersebut berlangsung saat sesi konferensi pers usai pertandingan. Ada oknum yang masuk ke dalam ruangan menggunakan penutup wajah.
Mereka tidak menggunakan tanda pengenal, padahal ruangan tersebut harus steril dan hanya boleh dimasuki orang-orang dengan akses resmi. Karena ada aksi agresif dari salah satu oknum, Ferdiansyah sebagai Media Officer Madura United memutuskan menghentikan konferensi pers dan meminta pemain dan pelatih ke ruang ganti.
Namun Ferdiansyah yang justru malah tertinggal di ruangan tersebut. Media Officer Madura United itu kemudian dikeroyok oleh oknum-oknum tersebut.
Laga PSS vs Madura United berakhir imbang 1-1. Gol PSS yang dicetak Hokky Caraka di babak pertama berhasil dibalas oleh gol pemain Madura United Malik Risaldi di babak kedua.