Pemusatan latihan Timnas Indonesia U-17 di Jerman rampung. Apa efek yang didapat Garuda Muda di negara juara Piala Eropa U-17 2023 itu?
Akankah hasil pelatihan di Jerman membuat permainan Indonesia U-17 jadi garang di Piala Dunia U-17 2023? Itu akan terlihat saat melawan Ekuador pada 10 November di Surabaya.
Tim asuhan Bima Sakti Tukiman ini melakoni tujuh pertandingan uji coba selama di Jerman. Hasilnya dua kali menang, sekali imbang, dan empat kali menelan kekalahan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengacu hasil uji coba ini, sekilas meragukan. Melawan klub-klub akademi dan bukan negara, kekalahan lebih sering didapat. Banyak evaluasi yang didapat dari kekalahan itu.
Selama di Jerman, statistik penampilan Indonesia U-17 adalah mencetak enam gol dan 12 kali kebobolan. Lini pertahanan Indonesia U-17 terlihat begitu rapuh di hadapan lawan.
Sebelum berangkat ke Jerman, Indonesia U-17 menggelar empat laga uji coba. Hasilnya sekali menang dan tiga kali kalah. Artinya total ada 11 laga uji coba dan cuma menang tiga kali.
Namun kekalahan di uji coba tak bisa menjadi ukuran. Uji coba hanya menjadi simulasi taktik dan sarana menguji kualitas pemain. Kemampuan pemain akan diukur di Piala Dunia U-17 2023.
Bima secara terbuka menyebut ada dua kekurangan pemain yang masih perlu diperbaiki. Dua kekurangan tersebut adalah komunikasi antarpemain dan koordinasi saat transisi.
Dengan waktu tersisa dua pekan menuju kick off melawan Ekuador, Bima percaya kekurangan itu bisa dibenahi. Pemain juga diharapkan bisa segera beradaptasi dengan cuaca dalam negeri.
Satu yang pasti, kondisi fisik pemain prima setelah dihajar di Jerman. Latihan keras dengan intensitas tinggi telah disusun agar peak performance pemain tercapai di Piala Dunia U-17 2023.
Dengan DNA Jerman sebagai juara Piala Eropa U-17 2023, Indonesia U-17 diharapkan bisa tampil beda. Gelar juara memang bukan tujuan utama, tetapi permainan indah diharapkan tercipta.
Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>