Wartawan asal Mali, Kadiatou Bagayoko, bercerita pengalamannya meliput Piala Dunia U-17 2023 di Indonesia. Ia menyebut butuh lebih dari Rp100 juta untuk bertugas di Indonesia.
Jurnalis televisi M7 itu mengatakan harga tiket penerbangan dari ibukota Mali, Bamako, menuju Jakarta dibanderol 1 juta CFA atau senilai Rp25 juta. Itu belum termasuk tiket pesawat dari Jakarta ke Solo dan Surabaya yang berkisar Rp2 juta.
"[Biaya liputan] benar-benar mahal. Benar-benar mahal. Kira-kira 1 juta franc hanya untuk tiket [Rp25 juta] dari Bamako [ibukota Mali] ke Jakarta. Lalu saya harus beli lagi tiket dari Jakarta ke Surakarta yang harganya US$130," kata Bagayoko saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Jumat (1/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan hitungan dasar tiket pulang pergi, maka Bagayoko butuh lebih dari Rp50 juta untuk tiket pulang-pergi Mali-Jakarta. Itu juga belum termasuk dengan biaya akomodasi seperti penginapan dan makan selama di Indonesia.
Pasalnya, Mali berada di Grup B yang bertanding di Stadion Manahan, Solo, kemudian sempat menjalani laga di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya.
"Kira-kira untuk biaya yang dibutuhkan sekitar 4 juta franc [Rp100 juta] dikali lima jurnalis Mali yang datang ke sini," ucap Bagayoko.
Selain ongkos yang terbilang mahal, Bagayoko juga harus menempuh waktu perjalanan yang begitu panjang dari Mali ke Indonesia. Setidaknya butuh waktu hampir satu hari di udara untuk bisa menginjakkan kaki di lokasi liputan.
"Saya menjalani penerbangan yang sangat panjang, kurang lebih 23 jam penerbangan dari Mali ke Indonesia jadi butuh dua hari agar saya bisa sampai ke sini," ujar Bagayoko.
"Dari negara saya, harus transit terlebih dahulu ke Jakarta. Setelah itu saya ke Surakarta, ke Surabaya, lalu ke Surakarta lagi karena Mali ada di Grup B lawan Spanyol, Uzbekistan, dan Kanada," ucapnya menambahkan.
Selama mengerjakan tugasnya, Bagayoko mengaku tidak menemui masalah sama sekali. Ia justru memuji panitia pelaksana Piala Dunia U-17 2023 di Indonesia yang senantiasa membantu wartawan asing untuk bekerja.
"Alhamdulillah. Saya mengapresiasi semua kebaikan warga Indonesia. Saya tidak perlu meminta bantuan di sini karena orang-orang mendatangi saya untuk menawarkan bantuan baik di Surakarta maupun Surabaya," kata Bagayoko.
"Saya sangat berterima kasih untuk warga Indonesia atas keramahannya. Kami mendapatkan pengalaman luar biasa selama di sini. Terima kasih Indonesia," ucap Bagayoko.
Meski pada akhirnya Mali tidak mencapai partai final, Bagayoko mengaku tidak menyesal meliput Piala Dunia U-17 2023. Menurutnya, perjuangan skuad Les Aigles sudah maksimal sehingga bisa finis di peringkat ketiga usai menang 3-0 atas Argentina.
"Tapi kami tidak menyesal sama sekali meliput tim Mali karena bisa mengalahkan tim-tim besar. Setelah kalah lawan Spanyol kami terus melaju hingga ke semifinal lawan Prancis. Memang sayangnya ada kartu merah yang menghalangi langkah kami," ucapnya.
(ikw/har)