Manchester United tampak semakin terseok-seok menjelang paruh musim 2023/2024 usai ditekuk Bayern Munchen di Liga Champions dan akan menghadapi Liverpool pada akhir pekan mendatang.
Performa naik turun Man Utd jadi sebuah permasalahan pada musim ini. Anak asuh Erik Ten Hag bisa meraih kemenangan, namun tak jarang pula mudah keok.
Seperti yang ditunjukkan selama Desember saja, MU mengalami grafik naik turun. Setelah kalah dari Newcastle United, MU bisa menang atas Chelsea. Berupaya bangkit dari keterpurukan MU malah kalah 0-3 dari Bournemouth di Old Trafford.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ibarat 'sudah jatuh tertimpa tangga', MU juga tak kuasa menghadapi Bayern di Liga Champions. Lagi-lagi Bruno Fernandes cs takluk di kandang sendiri.
Kekalahan dari Munchen menghadirkan sederet fakta buruk. Manchester Merah sudah menelan tujuh kekalahan dari 14 laga kandang musim ini. Artinya MU tak bisa memaksimalkan keuntungan bermain di hadapan suporter.
Realita miris lainnya adalah MU kebobolan 15 kali di Liga Champions musim ini atau yang terburuk diantara empat klub juru kunci yang sudah menuntaskan pertandingan Liga Champions di Grup B hingga Grup D.
Menjadi penghuni posisi buncit di Liga Champions juga berarti MU harus berpisah dari kejuaraan Eropa karena tak bisa mendapat tiket ke Liga Europa.
Dengan perpisahan dari ajang Eropa dan performa buruk di liga lokal, Man Utd pun terancam tidak akan angkat piala pada akhir musim.
Selanjutnya bahaya menanti. Usai mengalami dua kekalahan di Old Trafford, Man Utd bakal bertandang ke markas Liverpool pada laga akhir pekan di liga Inggris.
Berbanding terbalik dengan Man United yang compang-camping, Liverpool kini tengah dalam performa apik sebagai pemimpin klasemen Premier League.
(nva/nva)