Megawati Hangestri Pertiwi dan Red Sparks mengalami penurunan dibandingkan saat memulai Liga Voli Korea.
Megawati dan kawan-kawan menorehkan hasil impresif di putaran pertama. Mereka mencatat empat kemenangan dan dua kekalahan untuk duduk di posisi ketiga.
Namun setelah awal yang gemilang, Red Sparks justru menorehkan penurunan di dua putaran berikutnya. Red Sparks hanya mencatat tiga kemenangan dalam 12 laga selanjutnya di putaran kedua dan ketiga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pengamatan Naver, ada sejumlah hal yang membuat Red Sparks mengalami penurunan. Hal pertama adalah tim-tim lawan makin mempelajari gaya main Red Sparks.
Dengan lebih banyak video permainan yang ditelaah, pola main Red Sparks yang mengandalkan Giovanna Milana alias Gia makin bisa dibaca oleh lawan. Bukti permainan Red Sparks bisa dibaca oleh lawan adalah rasio serangan sukses Megawati dan Gia yang mengalami tren penurunan.
Di putaran pertama, Megawati mencatat presentase serangan sukses sebesar 48 persen, lalu menurun menjadi 38 persen di putaran kedua, dan sedikit meningkat jadi 42 persen di putaran ketiga. Meski ada grafik naik di putaran ketiga, namun tetap belum bisa menyamai torehan di putaran pertama.
Grafik menurun lebih terlihat dalam diri Gia. Gia mencatat presentase serangan sukses sebesar 43,27 persen di putaran pertama, lalu menurun jadi 42,31 persen di putaran kedua, dan kembali menurun jadi 39,22 persen di putaran ketiga.
Karena itu ketika Megawati dan Gia sedang dalam performa menurun, Red Sparks jadi tim yang lebih mudah diredam oleh lawan. Celakanya lagi, Red Sparks tidak punya banyak alternatif sebagai pengganti Megawati dan Gia.
Lee Seon Woo dan Kim Se In belum bisa menawarkan solusi. Sedangkan Lee So Young mengalami cedera.
Alhasil Megawati dan Gia bakal terus bermain meskipun kondisinya sedang menurun. Hal itu yang lantas makin membuat lawan bisa membaca skema serangan Red Sparks.