Jakarta, CNN Indonesia --
Piala Asia 2023 yang bergulir 12 Januari hingga 10 Februari 2024 turut diramaikan tim dari Asia Tenggara. Siapa tim ASEAN yang paling garang di turnamen ini?
Ada empat tim Asia Tenggara yang bakal berpentas di Piala Asia 2023. Mereka adalah Indonesia, Vietnam, Thailand, dan Malaysia. Seluruhnya bakal menghadapi babak penyisihan yang berat.
Indonesia dan Vietnam sama-sama bertemu di Grup D. Selain akan saling bentrok di lapangan, masing-masing bakal berhadapan dengan tim besar seperti Irak dan Jepang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Situasi yang tak lebih baik juga dirasakan Malaysia karena bertemu Korea Selatan di Grup E. Sedangkan Thailand bersua Arab Saudi di Grup F. Singkatnya, seluruh wakil Asia Tenggara akan berjumpa dengan tim-tim level Piala Dunia.
Bertemu lawan-lawan dengan level yang jauh lebih tinggi tentu membuat perjalanan tim dari Asia Tenggara bakal sulit di Piala Asia kali ini. Jika melirik sejarah, sejatinya rekam jejak Asia Tenggara memang tidak begitu gemilang.
Di Piala Asia edisi perdana pada 1956 lalu, Vietnam yang kala itu masih mengusung nama Vietnam Selatan finis di urutan keempat klasemen akhir. Namun peserta yang ikut turnamen memang hanya empat.
Begitu pun dengan Piala Asia 1960. Vietnam Selatan yang kembali jadi peserta lagi-lagi finis di urutan empat sekaligus jadi yang tim paling bawah dalam format kompetisi round robin.
Hasil terbaik tim Asia Tenggara dicatat Burma yang kini berubah jadi Myanmar pada Piala Asia 1968. Masih mengusung format round robin, Burma jadi runner up setelah finis di urutan kedua dari lima tim yang ikut serta.
Saat Piala Asia 1972 jadi yang perdana menggunakan sistem setengah kompetisi penuh, Thailand cukup mengesankan. Sebagai tuan rumah pertama dari Asia Tenggara, tim Gajah Perang melaju ke semifinal bersama Republik Khmer yang sekarang jadi Kamboja. Jumlah tim peserta ada enam.
Sejak saat itu, Piala Asia jadi milik tim dari Asia Barat dan Asia Timur. Tidak ada lagi tim Asia Tenggara yang bisa melaju hingga ke semifinal hingga edisi terakhir pada Piala Asia 2019.
Tak heran jika Asia Tenggara dianggap jadi peramai kompetisi. Meskipun, Piala Asia 2023 jadi yang pertama dengan wakil Asia Tenggara terbanyak sejak Piala Asia 2007.
Baca di halaman berikutnya>>>
Dianggap jadi tim guram adalah nasib yang sedang ditanggung wakil Asia Tenggara hingga sekarang. Namun, situasi ini justru bisa dimanfaatkan untuk menyandang status kuda hitam.
Tidak ada yang mustahil dalam sepak bola adalah prinsip yang selalu relevan. Kesempatan menang tetap bisa diraih tim-tim dari Asia Tenggara.
Tetapi di satu sisi, mereka juga perlu sadar bahwa kesempatan untuk menang tidak besar. Ini terlihat dari jam terbang skuad dan komposisi pemain yang menyertainya.
Ambil contoh Vietnam yang kehilangan sembilan pemain inti termasuk kapten tim, Que Ngoc Hai dan striker andalan Nguyen Tien Linh. Skuad The Golden Star yang pincang terlihat dari hasil uji coba yang minor karena kalah 1-2 dari Kirgistan.
Hasil lebih buruk ditorehkan Thailand pada persiapan Piala Asia 2023. Saat diundang ikut turnamen persahabatan di Jepang, tim besutan Masatada Ishii itu dipermak tuan rumah dengan skor 0-5.
Vietnam dan Thailand sama-sama baru ditangani oleh pelatih anyar. Berkaca dari hasil uji coba dan juru taktik baru, maka ada indikasi kedua tim teratas level Asia Tenggara itu belum stabil.
Hasil sedikit lebih baik ditorehkan Malaysia di masa persiapan. Tim Harimau Malaya menahan imbang Suriah 2-2. Dengan kekuatan 14 pemain keturunan asing plus naturalisasi, skuad arahan Kim Pan Gon diperkirakan bisa bersaing menghadapi Bahrain dan Yordania selain melawan Korea Selatan.
 Timnas Indonesia dua kali kalah dari Libya pada laga uji coba di Turki. (Dok. PSSI) |
Bergeser ke Timnas Indonesia, sebenarnya hasil uji coba juga tidak mengesankan. Skuad Garuda selalu kalah dari tiga uji tanding yang dilakukan.
Dua kali melawan Libya hasilnya kalah 0-4 dan 1-2. Kemudian menantang Iran kena gebuk 0-5. Kendati demikian, Indonesia punya beberapa aspek yang lebih unggul dibandingkan tim Asia Tenggara lainnya.
Indonesia jadi tim Asia Tenggara dengan jumlah laga uji coba terbanyak sejak Desember 2023 lalu. Kuantitas pertandingan yang lebih banyak membuat pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae Yong dapat mempelajari skuadnya lebih komprehensif.
[Gambas:Photo CNN]
Perkembangan yang terlihat di tubuh skuad terlihat di pertandingan kedua melawan Libya. Setelah hancur di laga pertama, Jordi Amat dan kawan-kawan tampil jauh lebih baik di pertemuan berikutnya.
Wakil Merah-putih juga tak mengalami badai cedera seperti Vietnam. Kabar terakhir, hanya Asnawi Mangkualam yang masih menjalani pemulihan hingga mendekati hari pertandingan.
Kondisi ini dapat menguntungkan Indonesia di babak penyisihan. Mereka bisa memanfaatkan kesulitan yang sedang dihadapi oleh Vietnam untuk mencuri tiga poin pada pertandingan yang bergulir 19 Januari mendatang. Namun sebelum itu, Indonesia harus mampu mengatasi Irak terlebih dahulu pada 15 Januari.
Jika mampu menahan imbang atau bahkan menang lawan Irak, maka Indonesia bisa pol-polan lawan Vietnam demi mengamankan tiket babak 16 besar sekaligus memungkinkan jadi tim Asia Tenggara paling sukses di Piala Asia 2023.
[Gambas:Video CNN]