Timnas Indonesia menunjukkan permainan agresif dalam laga lawan Australia di Piala Asia. Meski kalah, Skuad Garuda layak mendapat pujian atas hal tersebut.
Shin Tae Yong menunjukkan bahwa pola racikannya bisa menghadirkan permainan impresif di atas lapangan. Ivar Jenner dan kawan-kawan bisa bergerak agresif menekan pemain-pemain Australia yang sedang menguasai bola.
Pressing ketat pemain-pemain Timnas Indonesia membuat Socceroos tidak punya banyak peluang di babak pertama. Australia bahkan hanya mencatat satu tembakan tepat sasaran di 45 menit pertama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Permainan agresif Timnas Indonesia sudah terlihat bahkan di garis depan. Sejak kiper Australia, Matthew Ryan melakukan tendangan ke gawang, pemain-pemain Timnas Indonesia sudah melakukan pengawalan ketat ke tiap bek-bek Australia.
Pola pressing ketat itu membuat Australia tidak bisa leluasa menyusun serangan dengan baik. Mereka sudah ditekan sehingga tak bisa memainkan bola dari bawah.
Namun sayangnya, Timnas Indonesia kebobolan oleh gol berbau ketidakberuntungan. Tendangan Jackson Irvine di sisi kiri pertahanan Timnas Indonesia membentur Elkan Baggott dan membuat bola masuk ke gawang Ernando Ari.
Skor 1-0 itu membuat Australia sedikit bisa berlega hati. Socceroos kemudian kembali melukai Timnas Indonesia di akhir babak pertama. Sundulan Martin Boyle di pengujung babak pertama lahir dari satu-satunya tembakan ke gawang Australia di babak pertama.
Tertinggal dua gol di babak pertama, Timnas Indonesia masih berusaha bermain agresif di babak kedua. Namun ketika permainan agresif tersebut tak kunjung berbuah gol balasan, Skuad Garuda malah kembali kebobolan dua gol di pengujung babak kedua.
Timnas Indonesia pun kalah dengan skor 0-4 di akhir laga dan harus menyudahi petualangan di Piala Asia.