Jakarta, CNN Indonesia --
Mentalitas AC Milan sebagai jago Eropa akan diuji Rennes dalam babak play off 16 Besar Liga Europa 2023/2024 di Stadion Roazhon Park, Jumat (23/2) malam.
Sebelum pertandingan ini Rennes menang 3-1 atas Clermont Foot pada Minggu (18/2). Pada saat yang sama Milan menelan kekalahan 2-4 dar Monza dalam laga tandang pada Senin (19/2).
Kekalahan saat tandang ini jadi alarm serius bagi tim asuhan Stefano Pioli. Pasalnya Rennes dikenal sebagai tim jago kandang. Musim ini cuma ada empat tim yang bisa menang di Roazhon Park.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keempat tim tersebut adalah Paris Saint-Germain (PSG), Olympique Lyon, AS Monaco, dan Villareal. Kekalahan kandang terakhir Rennes tercipta pada 15 Desember 2023 dari Villareal.
Tahun ini Rennes belum pernah kalah di kandang. Ini menjadi modal tim asuhan Julien Stephan membalas kekalahan leg pertama dari Milan dengan skor 0-3 pada Jumat (16/2) lalu.
Masalahnya, musim ini Rennes tidak punya rekam jejak menang dengan selisih empat gol di kandang. Sudah begitu Milan selalu tampil dengan semangat juang yang berbeda di level Eropa.
Status jagoan Eropa inilah yang akan diuji Rennes. Pasalnya Milan berhadapan dengan Rennes setelah tersingkir dari Liga Champions Eropa 2023/2024. I Rossoneri menempati peringkat ketiga babak grup.
Performa Milan di Serie A 2023/2024 juga angin-anginan. Saat ini Davide Calabria dan kawan-kawan menempati peringkat ketiga klasemen sementara, terpaut 11 angka dari Inter Milan di puncak.
 Milan menang 3-0 atas Rennes pada leg pertama babak playoff Liga Europa. (REUTERS/CLAUDIA GRECO) |
Adapun Rennes bertengger di posisi ketujuh Ligue 1 2023/2024. Posisi Milan jelas lebih baik dari Rennes. Namun tak ada jaminan posisi di kompetisi lokal ini berpengaruh di ajang kontinental.
Segala kemungkinan bisa terjadi. Bukan tidak mungkin DNA Eropa AC Milan yang dibesar-besarkan itu, luluh di Prancis. Rennes punya segalanya untuk membuat Milan tak berkutik di kandang.
Bisakah anak-anak Milan mempertahankan status jagoan Eropa meski hanya di 'liga malam jumat' di hadapan Rennes? Kejelian Piolo meracik ketajaman lini kedua bakal menjadi kunci sukses.
Baca di halaman berikutnya>>>
Musim ini gawang Renner sudah kebobolan 36 kali di semua ajang. Rinciannya, 26 kali di Ligue 1, dua kali di Coupe de France, dan delapan kali di Liga Europa. Pertahanan Rennes terbilang rapuh.
Ini pula yang jadi alasan mengapa Milan bisa menang 3-0 pada leg pertama. Tiga gol Milan dalam laga tersebut dilesakkan Ruben Loftus-Cheek (dua gol) dan Rafael Leao (satu gol).
Kejelian Stefano Pioli menjadikan Loftus-Cheek sebagai second striker berbuah manis. Gelandang asal Inggris itu dua kali membobol gawang Rennes dua sundulan hasil umpan silang.
Apakah strategi sama akan diterapkan? Kemungkinan besar tidak. Menghadapi laga tandang, Pioli punya kecenderungan bermain agak pragmatis. Bermain bertahan jadi opsi permainan.
Hanya saja pertahanan Milan juga rapuh. Buktinya gawang Milan sudah 42 kali kebobolan sepanjang musim ini. Rinciannya 31 kali di Serie A, 3 kali di Copa Italia, dan 8 kali di Liga Champions.
Hasil pertandingan melawan klub Prancis di Liga Champions, yakni PSG, juga pertanda negatif. Ketika itu Milan bisa menang 2-1 di kandang, tetapi dibantai 3-0 dalam laga tandang.
Kualitas PSG dengan Rennes tentu saja berbeda, tetapi semangat juang tuan rumah dipastikan menggelembung. Bisa mengalahkkan Milan di kandang, meski akhirnya tak lolos ke 16 besar, bisa menjadi pencapaian.
Inilah target utama Rennes. Mereka seperti sadar diri tak akan mudah pesta gol di kandang, tetapi kemenangan tak boleh terlepas. Dalam situasi ini, bermain terbuka jadi salah satu opsi.
[Gambas:Photo CNN]
Namun, opsi ini pun penuh risiko. Bermain menyerang sama artinya membuka peluang Milan melakukan serangan balik. Bisa dibilang serangan balik Milan salah satu yang terbaik untuk klub Italia saat ini.
Serum anti-serangan balik ini yang sepertinya sedang dirancang dengan baik. Umpan silang Milan terbukti membuat Rennes tak berkutik. Anti-panik saat ditekan juga jadi sisi lemah lain Rennes.
Dengan statistik dan psikologis tersebut, Milan sangat punya potensi membuktikan masih punya DNA Eropa. Kendati demikian kejelian Rennes bisa jadi membuat Milan frustrasi.
[Gambas:Video CNN]