Gregoria Mariska Tunjung tak bisa membendung rasa kesal dan air mata setelah kalah dari Akane Yamaguchi pada babak perempat final All England 2024 di Utilita Arena, Birmingham, Jumat (15/3) sore.
Gregoria dan Yamaguchi bermain sengit dalam laga tiga gim yang berdurasi 62 menit. Gregoria kalah 10-21 pada gim pertama dan kemudian berbalik menang 22-20 pada gim kedua. Skor 21-18 untuk Yamaguchi pada gim ketiga memastikan langkah Gregoria terhenti.
Poin terakhir kemenangan Yamaguchi terbilang kontroversial lantaran ada lampu kilat dari arah tribune penonton.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lampu kilat tersebut muncul ketika Gregoria berupaya mengembalikan bola yang diarahkan Yamaguchi ke sisi kiri depan bidang permainan.
Gregoria bisa menjangkau bola, namun tidak mengangkat shuttlecock melewati net lantaran melihat kilatan cahaya.
Hal tersebut membuat poin Yamaguchi bertambah dari 20 menjadi 21 sekaligus memastikan kemenangan pada gim ketiga.
Gregoria tidak menerima keputusan juri dan berkeras cahaya lampu kilat mengganggunya, namun sang pengadil bergeming tetap pada pendiriannya. Gregoria dinyatakan kalah.
Sesaat setelah itu Gregoria tampak kesal dan tak bisa menyembunyikan rasa kesal dengan menangis.
Gregoria kemudian menenangkan diri dan menyalami Yamaguchi, juri, serta hakim servis.
Sejurus kemudian Gregoria tampak menangis lagi ketika pelatih Herli Djaenudin menghampirinya.
Insiden lampu kilat tak cuma sekali saja terjadi dalam laga Gregoria vs Yamaguchi. Pada gim ketiga sebelum poin kemenangan Yamaguchi yang kontroversial, Gregoria juga sempat meminta agar penonton tidak menyalakan lampu kilat ketika hendak melakukan servis.
Pada momen itu juri menegaskan ke penonton agar penonton tidak menyalakan lampu kilat.
Dalam arena badminton, penonton dilarang menggunakan lampu kilat karena bisa mengganggu fokus pemain di lapangan.
(nva/nva)