Maryadi Gondrong Harap PSSI Batasi Naturalisasi Pemain Timnas
Maryadi Gondrong berharap Ketua Umum PSSI Erick Thohir membatasi naturalisasi pemain untuk Timnas Indonesia.
Permintaan ini disampaikan Maryadi Gondrong yang merupakan salah satu pentolan Pasoepati, suporter Persis Solo. Menurut Maryadi naturalisasi sah-sah saja, tetapi jangan terus-terusan.
"Sebenarnya sah-sah saja ya mengenai program naturalisasi, tapi sebenarnya kita kan juga punya kompetisi, baik Liga 1, Liga 2, maupun Liga 3," kata Maryadi kepada CNNIndonesia.com.
"Sebenarnya kan [kompetisi itu] untuk menjaring pemain untuk masuk di Timnas. Naturalisasi harus dibatasi. Tetap mengambil pemain hasil kompetisi," ujarnya pada Jumat (15/3).
Sejak era kepelatihan Shin Tae Yong pada 28 Desember 2019, sudah ada 11 pemain yang dinaturalisasi PSSI. Dari 11 pemain itu, tiga di antaranya masih dalam proses.
Menurut Maryadi jumlah ini sudah maksimal. Ia tak ingin nantinya semua skuad Timnas Indonesia diisi pemain-pemain keturunan yang menjadi WNI lewat jalur naturalisasi.
Ini berbeda dengan pemain keturunan di luar negeri yang memang memiliki paspor Indonesia. Karenanya Maryadi meminta PSSI menyudahi program naturalisasi pemain sepak bola.
Namun, Presiden Suporter Timnas La Grande Indonesia, Unggul Indra berpikir lain. Menurutnya naturalisasi pemain untuk Timnas Indonesia masih layak dilanjutkan.
"Ada plus minusnya. Plusnya banyak pemain yang sesuai dengan skema permainan dan kebutuhan skuad timnas saat ini," kata Unggul kepada CNNIndonesia.com pada Sabtu (16/3).
"Minusnya, menjadi kekhawatiran sebagian pemain lokal untuk dapat jam terbang lebih di Timnas. Lanjut [naturalisasi pemain untuk Timnas]," ujarnya menjelaskan.
Isu soal naturalisasi pemain untuk Timnas Indonesia kembali jadi sorotan setelah PSSI mengebut proses tiga pemain, Marteen Paes, Thom Haye, dan Ragnar Oratmangoen.
Bahkan dua nama terakhir masuk daftar panggil Timnas Indonesia untuk melawan Vietnam dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026, meski keduanya belum sah menjadi WNI.
Timnas Indonesia akan bentrok dengan Vietnam pada 21 dan 26 Maret. Pertemuan pertama berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno dan kedua di Stadion My Dinh.
(abs/abs/jun)