Profil Mathieu Flamini, Eks Arsenal yang Jadi Pengusaha Tajir Melintir
Mathieu Flamini menjadi salah satu mantan atlet sepak bola yang sukses menjadi pengusaha dan kini memiliki kekayaan hingga miliaran poundsterling.
Flamini adalah salah satu pemain yang muncul di era 2000-an. Setelah berkostum Marseille di level junior, pemain berposisi gelandang itu kemudian membela tim senior Marseille pada 2003.
Hanya semusim berkostum Les Phoceens, Flamini mengundang minat Arsene Wenger di Arsenal. Pemain kelahiran 7 Maret 1984 itu cukup sering diturunkan, namun tidak sebagai pilihan utama.
Flamini kemudian meninggalkan Arsenal pada pertengahan 2009 dan pindah ke AC Milan. Sama seperti di Arsenal, Flamini kerap ditempatkan sebagai pemain serba bisa. Posisi gelandang bertahan, bek kanan, atau bek kiri pernah dijajal.
Selama di Milan, Flamini kembali kesulitan mendapat tempat utama. Flamini kemudian kembali ke Arsenal pada bursa transfer 2013.
Masa kebersamaan Flamini dengan Arsenal untuk kali kedua hanya bertahan tiga musim atau semusim lebih pendek dibanding sebelumnya. Flamini kemudian dikontrak Crystal Palace pada musim 2016/2017.
Hanya semusim di Palace, Flamini kemudian bergabung ke Getafe pada 2017/2018. Setelah hengkang pada akhir musim, Flamini kemudian kembali membela Getafe pada Desember 2018. Karier sepak bola Flamini berakhir pada akhir musim 2018/2019.
Selama berkarier menjadi pemain sepak bola, Flamini pernah mendapat panggilan memperkuat timnas Prancis sebanyak tiga kali.
Prestasi Flamini di lapangan hijau antara lain adalah menjadi juara Piala FA pada 2004/2005, 2013/2014, dan 2014/2015. Sebuah gelar juara Serie A Liga Italia 2010/2011 juga menambah warna dalam kariernya.
Flamini kini dilaporkan memiliki harta hingga 10 miliar poundsterling atau sekitar Rp198 triliun yang membuatnya disebut bisa membeli klub Premier League termasuk Arsenal.
Pundi-pundi harta Flamini tersebut berasal dari bisnis yang dirintis sejak ia masih bermain di Arsenal. Bisnis yang dijalankan Flamini jauh dari sepak bola yakni biokimia.
Flamini mendirikan GFBiochemicals dengan kerja sama Pasquale Granata dan University of Pisa.
GFBiochemicals adalah perusahaan yang mampu memproduksi asam levulinat yang tergolong sebagai asam keto. Hasil produksi perusahaan milik Flamini itu digunakan dalam industri obat-obatan, kosmetik, dan parfum, Belakangan asam levulinat juga digunakan dalam industri rokok.
Dengan menggunakan asal levulinat, maka industri akan mengurangi bahan bakar fosil.
Di samping mendukung bioekonomi, Flamini juga ikut mendirikan majalah digital yang mengangkat masalah bioteknologi dan lingkungan.
Pada awal pembentukan GFBiochemical, Flamini masih berkostum Arsenal dan tampak kerap sibuk berkomunikasi menggunakan telepon seluler dengan rekan bisnisnya. Hal itu membuat dirinya mendapat godaan dari rekan-rekannya seperti Bacary Sagna.
"Setiap saya ingin menjalani latihan, saya biasa melihat Mathieu Flamini sibuk bicara di handphone. Dan kami sering menggodanya, dengan cara yang baik, karena dia seperti keluarga."
"Ketika itu dia sudah sering bicara dengan rekan bisnisnya saat ini [Granata] dan kita tahu betapa suksesnya dia saat ini. Dia memiliki perusahaan bernilai miliaran, dan dia sudah punya pikiran untuk menjadi pengusaha," ucap Sagna.
(nva/jun)