Agrippina: Saya Ditawari Uang untuk Mengalah di Vietnam Open

CNN Indonesia
Rabu, 03 Apr 2024 21:20 WIB
Atlet bulutangkis Indonesia Agrippina Prima Rahmanto Putra akui pernah dapat tawaran match fixing atau pengaturan skor pada Vietnam Open 2017.
Agrippina Putra akui dapat tawaran match fixing. (Tangkapan Layar Instagram Agrippina)
Jakarta, CNN Indonesia --

Atlet bulutangkis Indonesia Agrippina Prima Rahmanto Putra mengakui pernah dapat tawaran untuk melakukan match fixing atau pengaturan skor pada Vietnam Open 2017.

Badan Bulutangkis Dunia (BWF) mengupdate putusan sanksi terhadap delapan pebulutangkis Indonesia yang terjerat kasus taruhan dan match fixing. Rilis itu dikeluarkan BWF pada Rabu (27/3).

Delapan atlet Indonesia yang dijatuhkan hukuman berat oleh BWF karena terkait match fixing adalah Hendra Tandjaya (ganda putra, ganda campuran), Ivandi Danang (ganda putra, ganda campuran), Androw Yunanto (tunggal putra, ganda putra), Sekartaji Putri (tunggal putri, ganda campuran), Mia Mawarti (tunggal putri), Fadila Afni (tunggal putri, ganda putri), Aditiya Dwiantoro (ganda putra), dan Agrippina Prima Rahmanto Putra (tunggal putra, ganda putra, ganda campuran).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hukuman BWF itu merupakan update dari hasil putusan dari tuduhan pada 2021. Delapan atlet badminton Indonesia mendapat hukuman yang berbeda-beda. Agrippina Prima Rahmanto dihukum larangan 6 tahun sampai 18 Januari 2026 di badminton dengan denda US$3 ribu. Seluruh hukuman tersebut berlaku sejak 18 Januari 2020.

Agrippina mengaku kaget kasus yang sudah lama diputuskan kini kembali menjadi headline di media massa setelah BWF menerbitkan update dari hasil putusan.

Agrippina mengakui sempat mendapat tawaran dari seseorang untuk mengalah pada babak kedua Vietnam Open 2017.

Namun, ia menolak iming-iming tersebut karena hadiah juara Vietnam Open 2017 jauh lebih besar dari nilai suap.

"Itu kejadiannya pada 2017. Jadi saya ditawari oleh pihak tertentu untuk mengalah tapi saya dengan dan sangat jelas menolak tawaran tersebut," ucap Agrippina dikutip dari Antara.

"Saya berangkat [ke Vietnam] itu ditawarin tahun 2017, setelah itu keluar kasusnya 2020 apa 2021 gitu dan sekarang di blow up lagi di 2024, saya tidak mengerti juga kenapa ya," kata Agrippina.

[Gambas:Video CNN]

(rhr/rhr/jal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER