'Bola Itu Bulat' Ternyata Juga Ada untuk Timnas Indonesia U-23

Timnas Indonesia U-23 kini bisa maju ke semifinal Piala Asia U-23 2024 dengan memegang kepercayaan bahwa semua bisa terjadi dalam sebuah pertandingan.

"Memang Timnas Indonesia kalah kelas, Bung."

"Memang untuk lawan negara-negara Timur Tengah itu kita kalah di tinggi badan, Bung. Sehingga kesulitan mengantisipasi umpan silang."

"Memang kita kalah dalam hal kecepatan, Bung."

"Memang harus diakui kita kalah mental setiap lawan Thailand, Bung."

Itulah komentar-komentar yang sering terdengar dari mulut komentator di layar kaca dari tahun ke tahun saat memandu jalannya pertandingan Timnas Indonesia. Kalimat pengakuan dengan nada kesedihan dan kepedihan yang terdengar jelas di dalamnya.

Bola itu bulat. Itu peribahasa yang diartikan bahwa segala kemungkinan bisa saja terjadi dalam sebuah pertandingan sepak bola.

Namun untuk Timnas Indonesia, rasanya sangat jauh dari peribahasa 'bola itu bulat'. Ada pertandingan-pertandingan yang sepertinya sudah bakal diketahui hasilnya.

Kalah lawan Thailand di laga-laga final pada era 1990-an, 2000-an, hingga 2010-an. Lalu tak bisa banyak memberikan perlawanan saat persaingan naik level menghadapi tim-tim papan atas Asia.

Begitu saja siklusnya. Bila bisa menang lawan Thailand di laga sebelum final, kemudian Timnas Indonesia malah tersandung negara lainnya di partai penentuan gelar. Sedangkan di kawasan Asia, Timnas Indonesia tidak masuk dalam hitungan negara-negara yang patut diwaspadai, apalagi masuk kategori berbahaya.

'Bola itu bulat' benar-benar tidak ada untuk Timnas Indonesia. Berharap Timnas Indonesia membuat kejutan seringkali hanya berujung pada kekecewaan.

Namun kini semuanya berubah. Di Piala Asia U-23, Timnas Indonesia U-23 bisa berbicara banyak.

Garuda Muda sudah menjejakkan kaki ke babak semifinal. Dalam perjalanan menuju babak final, Timnas Indonesia U-23 menyingkirkan Australia, Yordania, dan Korea Selatan yang punya tradisi kuat di sepak bola Asia.

Timnas Indonesia U-23 berhasil lolos ke babak semifinal Piala Asia U-23. (ANTARA FOTO/HO-PSSI)

Kini Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Uzbekistan untuk perebutan tiket menuju final Piala Asia U-23. Selain tiket menuju final, laga Indonesia vs Uzbekistan juga merupakan perebutan tiket lolos ke Olimpiade Paris 2024.

Timnas Indonesia U-23, beserta jutaan suporternya baik yang menonton langsung maupun lewat layar kaca, akan datang menuju laga tersebut dengan penuh rasa percaya diri. Rasa percaya diri ini adalah sesuatu yang baru dirasakan sejak beberapa dekade terakhir.

Rasa percaya diri bahwa Timnas Indonesia U-23 mampu memberikan perlawanan. Menang atau kalah itu beda soal, namun optimisme bahwa Garuda Muda bisa berbicara banyak bisa mengalir wajar karena pembuktian di babak-babak sebelumnya.

Timnas Indonesia U-23 bisa tampil solid saat menghadapi gempuran Australia. Marselino Ferdinan dan kawan-kawan bisa tampil dominan dan menang telak lawan Yordania.

Di laga lawan Korea Selatan, Timnas Indonesia U-23 kembali menunjukkan sebagai tim yang lebih memegang kendali permainan. Baik itu soal penguasaan bola maupun penciptaan peluang.

Bahkan bisa dibilang Korea Selatan beruntung bisa membawa laga ke babak adu penalti. Andai saja Timnas Indonesia U-23 tidak banyak membuang peluang untuk mencetak gol tambahan, perlawanan Korea Selatan sudah selesai di waktu normal.

Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>

Piala Asia U-23 ini sejatinya masih masuk dalam kejuaraan kelompok umur, bukan kejuaraan level senior yang bisa jadi gambaran posisi Indonesia di sepak bola Asia.

Namun mesti diingat bahwa ada 'hadiah' tiket Olimpiade di turnamaen ini. Dengan demikian, kompetisi kelompok umur ini jauh lebih bergengsi dibandingkan kompetisi kelompok umur di bawahnya.

Satu tambahan lagi, komposisi Timnas Indonesia U-23 ini sejatinya tidak banyak jauh berbeda dibandingkan komposisi di tim senior. Hal itu berarti regenerasi Timnas Indonesia sedang berjalan dengan rata-rata usia pemain yang sangat muda.

Pilihan Redaksi Indonesia vs Uzbekistan: Abdullah bin Khalifa Kembali Bawa Berkah? Semifinal Piala Asia U-23: Indonesia Dikeliling Tim Tradisi Juara Media Vietnam: Indonesia U-23 Cetak Sejarah karena PSSI Percaya STY

Rafael Struick, Witan Sulaeman, Marselino Ferdinan, Pratama Arhan, Ivar Jenner, Justin Hubner, Rizky Ridho, Ernando Ari, dan Nathan Tjoe-A-On adalah pemain-pemain yang sudah sering mendapatkan panggilan dan jadi pemain inti di level senior.

Jam terbang yang tinggi di level senior itu pula yang kemudian turut membantu membangun kepercayaan diri pemain-pemain Timnas Indonesia U-23. Ketika berhadapan dengan pemain-pemain U-23 negara lain, mereka tidak akan silau karena sebelumnya seringkali berduel dengan pemain-pemain yang ada di level senior.

Timnas Indonesia U-23 jelas-jelas sudah matang dan kaya pengalaman. Hal ini tak lepas dari keputusan Shin Tae Yong yang berani membangun Timnas Indonesia berbekal pemain-pemain muda di awal kepelatihannya.

Nathan Tjoe-A-On dan pemain naturalisasi lainnya adalah produk pembinaan dan tempaan yang terstruktur dan rapi di Eropa. (Dok. AFC)

Langkah itu juga tak lepas dari tugas awal Shin Tae Yong mempersiapkan Timnas Indonesia di Piala Dunia U-20 yang batal diikuti. Berangkat dari sana, Shin Tae Yong sudah punya database pemain-pemain Timnas Indonesia yang punya potensi besar jadi andalan.

Kehadiran pemain-pemain naturalisasi juga jelas tak bisa diabaikan sebagai faktor perubahan besar Timnas Indonesia U-23. Tempaan terstruktur khas akademi Eropa membuat pemain-pemain tersebut punya dasar dan pemahaman sepak bola yang kuat sehingga bisa memberikan pengaruh besar ke Timnas Indonesia U-23 saat ada banyak dari mereka yang tampil secara bersamaan.

Shin Tae Yong juga terus menekankan tentang pentingnya kekuatan fisik dalam kerangka tim. Dengan fisik mumpuni, strategi apapun yang dirancang bisa dijalani.

Sebagai contoh, pressing ketat dan terorganisir yang dipraktekkan oleh Timnas Indonesia U-23 sepanjang Piala Asia U-23 adalah modal utama yang membuat permainan lawan sulit berkembang. Itu semua jelas tidak bisa berjalan tanpa kemampuan fisik yang bisa bertahan hingga wasit meniup peluit panjang.

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23, Senin (29/4). Laga nanti di atas kertas jelas berat, namun Timnas Indonesia U-23 beserta pendukungnya kali ini bisa percaya bahwa apapun bisa terjadi dalam sebuah pertandingan, bahwa 'bola itu bulat'.

[Gambas:Video CNN]