Jaga Mimpi dan Tekad Indonesia, Marselino Belum Saatnya Menyerah
Nasib Timnas Indonesia U-23 dan Guinea U-23 kurang lebih sama dalam perjalanan perebutan tiket tampil di Olimpiade 2024.
Indonesia U-23 adalah pendatang baru di putaran final Piala Asia U-23. Sejak ajang ini digelar pada 2013 dan menjadi sarana kualifikasi Olimpiade, baru pada edisi 2024 Indonesia lolos.
Hal serupa dialami Guinea. Negara di Afrika Barat ini baru bisa ambil bagian dalam putaran final Piala Afrika U-23 pada edisi 2023 sejak pertama kali digelar pada 2011.
Pada edisi perdananya di pentas kontinental itu, Indonesia dan Guinea sama-sama melaju hingga babak semifinal. Keduanya juga gagal dalam semifinal dan perebutan tempat ketiga.
Kini kedua negara akan bentrok untuk bisa ambil bagian dalam pertandingan cabang olahraga sepak bola Olimpiade 2024. Pertandingan playoff Olimpiade akan berlangsung pada 9 Mei.
Bagi Guinea ini akan jadi sejarah. Sepanjang gelaran Olimpiade musim panas, sepak bola Guinea tak pernah berpartisipasi. Adapun bagi Indonesia akan jadi yang kedua setelah 68 tahun.
Karenanya duel di lokasi pusat pelatihan tim nasional Prancis, Clairefontaine tersebut akan menjadi adu besar-besaran mimpi dan tekad. Yang tekadnya paling kuat akan dapat tiket Olimpiade 2024.
Masalahnya, menjelang duel ini psikologis kedua tim dalam situasi yang berbeda. Pemain Guinea bersiap dengan nyaman tanpa tekanan berlebihan, sedangkan pemain Indonesia sampai diserang publik.
Salah satunya Marselino Ferdinan. Pemain KMSK Deinze ini dirujak netizen atau warganet seusai laga melawan Irak, Kamis (2/5). Performa Marselino dinilai tak memenuhi ekspektasi.
Karena kesal dengan rundungan berlebihan warganet, Marselino sampai membuat status di media sosial Instagram yang membuat publik makin tersulut. Marselino tampak tersulut egonya.
Pada titik ini, Marselino seperti dalam peribahasa 'gara-gara nila setitik, rusak susu sebelanga'. Performa apik Marselino selama Piala Asia U-23 2024, dibalas publik dengan hujatan berlebihan.
Padahal, mengacu statistik yang ditampilkan AFC di laman resminya, Marselino jadi pemain Indonesia dengan statistik mentereng. Performa pemain 19 tahun ini masih jauh dari buruk.
Marselino jadi pemain Indonesia dengan jumlah tembakan ke gawang paling tinggi, 13 kali. Jumlah tembakan Marselino ini lebih baik dari Rafael Struick, 11 kali.
Jumlah kreasi serangan Indonesia ke pertahanan lawan dalam enam pertandingan Piala Asia U-23 2024 yang berawal dari Marselino juga tinggi. Jumlahnya hanya kalah dari Nathan Tjoe-A-On (9 kali).
Dalam urusan bertahan, Marselino juga aktif. Jika Rizky Ridho menjadi pemain dengan jumlah sapuan tertinggi (23 kali), Marselino masuk daftar lima besar bersama Justin Hubner dan Nathan.
Dengan kondisi ini, Marselino belum saatnya menyerah. Serangan publik kiranya tidak untuk direspons. Kini saatnya unjuk besar-besaran mimpi dan tekad dengan pemain Guinea.
(abs/jal)