NOC Indonesia: Tidak Ada Diskriminasi dalam Aktivitas Olahraga

CNN Indonesia
Sabtu, 11 Mei 2024 23:46 WIB
Ketua Umum National Olympic Committee (NOC) Indonesia Raja Sapta Oktohari memberi peringatan tegas soal tindakan rasisme yang muncul di media sosial.
Raja Sapta Oktohari turut menyaksikan laga Indonesia vs Guinea dalam laga playoff Olimpaide 2024. (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Umum National Olympic Committee (NOC) Indonesia Raja Sapta Oktohari memberi peringatan tegas soal tindakan rasisme yang belakangan muncul setelah Timnas Indonesia U-23 kalah dari Guinea dalam laga playoff Olimpiade 2024.

NOC Indonesia tak tinggal diam mengingatkan kebiasaan buruk netizen soal pelontaran kata-kata berbau rasisme di media sosial. Okto menegaskan pentingnya revolusi mental dan kepatuhan terhadap nilai-nilai Olimpiade untuk menaikkan level olahraga Indonesia di mata dunia.

"Indonesia punya mimpi menjadi tuan rumah Olimpiade dan banyak multievent olahraga kelas dunia lain. Tapi kalau kita masih ada rasis dan diskriminasi, olahraga kita tidak akan pernah naik level. Mental ini yang harus dibenahi," kata Okto dalam rilis NOC.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Okto pun merujuk Piagam Olimpiade (Olympic Charter) agar bangsa Indonesia tidak melakukan diskriminasi dalam olahraga. Menurutnya, dalam nilai-nilai Olimpiade jelas disebutkan ada yang namanya Excellent, Friendship dan Respect.

"Nilai-nilai ini yang harus kita jaga. Indonesia harus punya suara untuk no racism, no discriminations and keep sports as neutral zone. Sikap NOC Indonesia jelas sebagai penjaga dan menjunjung tinggi Olympic Charter atau Piagam Olimpiade, maka kami menegaskan tidak ada diskriminasi dalam aktivitas olahraga," ucapnya menegaskan.

"Jangan sampai kita dikerdilkan di pergaulan olahraga internasional karena melakukan diskriminasi di olahraga, terutama kepada atlet. Olahraga adalah aktivitas independen yang mengedepankan sportivitas, respect, dan persahabatan" tutur Okto lagi.

Okto menegaskan bahwa Piagam Olimpiade menjamin atlet yang berkompetisi tidak boleh mendapatkan diskriminasi dalam bentuk apapun, seperti ras, warna kulit, jenis kelamin, orientasi seksual, bahasa, agama, pendapat politik atau hal lain yang berkaitan dengan asal kebangsaan, sosial, properti, kelahiran atau status lainnya.

"Sehingga melalui kegiatan olahraga, kita harus menunjukkan kedewasaan kita dalam menempatkan diri di kancah dunia. Apalagi, kita membidik atau menargetkan untuk dapat menjadi tuan rumah Olimpiade pada 2036 nanti", harap Okto.

"Untuk itu dibutuhkan kedewasaan untuk semua pihak supaya Indonesia bisa jadi negara yang ramah buat olahraga internasional. Terlebih Indonesia punya mimpi untuk menggelar Olimpiade maupun Youth Olympic," bebernya kemudian.

Kekalahan Witan Sulaeman dan kawan-kawan membuat jari jemari banyak netizen enteng menuliskan kata-kata berbau rasialisme ke akun media sosial Asosiasi Sepak Bola Guinea dan akun sebuah media yang kerap memberitakan informasi soal sepak bola Guinea.

Kata-kata yang merendahkan itu kemudian mendapat respons dari pihak FGF dan media Guinea. PSSI lantas mengingatkan netizen tentang perilaku guram netizen dan meminta maaf kepada Feguifoot.

[Gambas:Video CNN]

(nva/nva/nva)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER