Asisten pelatih ganda putri Indonesia Prasetyo Restu Basuki menyoroti pentingnya konsistensi dan ketenangan bagi Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Pratiwi saat menghadapi wakil tuan rumah Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai di babak final Thailand Open 2024, Minggu (19/5).
Ana/Tiwi harus puas dengan gelar runner up setelah menelan kekalahan dari Kititharakul/Prajongjai melalui dua gim langsung dengan skor 14-21, 14-21.
"Performa Ana/Tiwi sebenarnya sudah baik, tetapi belum konsisten. Sementara itu lawan rupanya lebih siap mempersiapkan teknik, strategi, pukulan, dan pola mainnya yang terbukti hasilnya lebih baik dibanding Ana/Tiwi," kata Prasetyo dalam rilis PBSI seperti dilansir dari Antara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi Ana/Tiwi dalam permainan sempat unggul. Saat lawan bisa membalikkan keadaan, sebenarnya yang sangat dibutuhkan saat itu adalah ketenangan. Namun, saat terkejar, Ana/Tiwi malah belum bisa bermain tenang," ujarnya menambahkan.
Mengenai persiapan unggulan ketiga sebelum berlaga di partai puncak turnamen BWF Super 500 ini, Prasetyo mengatakan mereka telah melakukan diskusi terkait pola dan strategi permainan untuk menghadapi sang unggulan pertama.
Meski dirasa sudah siap, Prasetyo mengakui bahwa Ana/Tiwi terlihat kurang lepas dalam bermain di babak final, berbeda dengan saat mereka menghadapi unggulan kedua asal Jepang Rin Iwanaga/Kie Nakanishi di babak semifinal.
"Saat lawan ganda Jepang, keduanya bisa bermain lebih lepas, bisa enjoy, banyak variasinya dan bermain sabar," kata Prasetyo.
"Namun, hal ini bisa terjadi karena kualitas lawan hari ini berbeda dengan yang dihadapi kemarin. Hari ini kemampuan lawan memang lebih baik, serangan-serangannya juga lebih tajam," katanya.