National Olympic Commitee (NOC) Indonesia mengungkap persiapan non-teknis jelang Olimpiade Paris 2024. Uang saku atlet hingga pendingin ruangan juga jadi dua fokus yang diperhatikan.
Sekjen NOC Wijaya Noeradi menyampaikan pihaknya tengah melakukan finalisasi terhadap uang saku atlet selama di Paris. NOC kini sedang menanti hasil tinjauan dari Kemenpora.
"Kami harap minggu depan sudah final," ujar Wijaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditanya soal peningkatan uang saku, Wijaya belum bisa memberikan jawaban lebih rinci. Menurutnya, besaran uang yang akan dikantongi atlet sangat bergantung pada keputusan pemerintah.
"Kalau uang saku kami berpatok pada pemerintah. Jadi kami ikut pemerintah. Tapi memang di Paris ini tidak murah dan mudah," kata dia.
Lebih lanjut Wijaya mengatakan, tantangan yang dihadapi kontingen Indonesia di Olimpiade 2024 adalah tidak adanya pendingin udara atau AC di wisma atlet. NOC tengah mengusahakan izin kepada panitia lokal untuk membawa AC sendiri.
"Amerika dan Kanada itu ngotot mau bawa AC sendiri. Panitia lokal ingin meminimalkan emisi karbon. Tapi di satu sisi kami tidak bisa ambil risiko juga karena sistem pendingin di sana pakai air," ucapnya.
Sementara itu Wakil Ketua NOC Indonesia, Ismail Ning menyebut aspek non-teknis perlu diperhatikan karena turut menopang performa atlet selama Olimpiade. Selain uang saku dan fasilitas selama di Paris, aspek kesehatan mental juga jadi perhatian melalui seminar NOC Indonesia bertajuk Beyond The Field, Kamis (27/6).
"NOC melalui National Olympic Academy menggagas acara ini yang berangkat dari hal-hal non teknis tentang abuse dan harassment terhadap atlet. Topik ini belum lama setelah atlet senam Amerika mengalami pelecehan padahal dia gold medalist," kata Ismail.