Nathan Soal Star Syndrome di Timnas Indonesia: Kami Saling Mengoreksi

Star syndrome jadi momok pemain muda di seluruh dunia, tak terkecuali bagi bintang Timnas Indonesia, termasuk Nathan Tjoe-A-On.

Jika salah menanggapi dukungan dan pujian suporter, pemain bisa terjerembab ke dalam kubangan performa buruk. Bagi Nathan hal semacam ini harus dikelola dengan tepat.

"Ketika Anda tampil bagus bersama Timnas, orang-orang memunculkan ekspektasi, tapi kami harus tetap fokus, tidak boleh terpengaruh dengan apa yang ada di media dan sebagainya."

"Kami tahu ke mana tujuan dan dari mana kami berasal, kami tahu apa yang bisa kami lakukan dan kami percaya pada diri kami sendiri," kata Nathan dalam wawancara eksklusif dengan FIFA.

Salah satu cara yang dibentengi Nathan dan pemain muda Timnas Indonesia lain adalah dengan berkomunikasi. Saling mendukung dan mengingatkan diyakini berdampak besar.

"Kami berbicara satu sama lain untuk menciptakan suasana terbaik dalam tim yang membuat semua orang merasa nyaman dan semua orang saling percaya dan ingin berjuang untuk satu sama lain."

"Saya pikir itulah cara kami mengelola situasi ini dan itulah mengapa kami bisa tampil sebaik mungkin sebagai sebuah tim dan sebagai pemain," kata pemuda 22 tahun ini.

Salah satu ambisi terbesar Nathan adalah membawa Indonesia tampil di Piala Dunia. Asa ini tak mungkin terwujud jika Nathan terlena dengan situasi, merasa jadi bintang.

Sebaliknya, dukungan dan sanjungan dari masyarakat Indonesia dijadikan motivasi. Nathan dengan tegas mengatakan dorongan publik membuatnya ingin melampaui batas.

"Tentu saja, [tujuan kami] adalah mencapai Piala Dunia, mencetak lebih banyak sejarah bersama Timnas dan apa yang telah kami lakukan merupakan perasaan yang luar biasa," katanya.

"Secara pribadi, saya ingin terus berkembang, mengetahui sampai ke level mana yang bisa saya capai. Saya pikir saya berkembang dengan baik di Timnas, juga waktunya menunjukkan hal ini di klub."

[Gambas:Video CNN]