Setelah Gregoria Mariska Tunjung menuntaskan perjuangan kontingen badminton Indonesia di Olimpiade dengan medali perunggu, kini harapan meraih emas beralih ke panjat tebing dan angkat besi.
Eksepektasi melihat pebulutangkis-pebulutangkis Indonesia beradu kemampuan terbaik pada partai puncak tak terwujud. Gregoria tampil sebagai wakil terakhir yang penampilannya diganjar perunggu di sektor tunggal putri.
Indonesia kini berharap pada dua cabang olahraga lain yang punya potensi menghadirkan emas, yakni panjat tebing dan angkat besi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atlet panjat tebing Indonesia akan berlaga di nomor speed putra dan putri. Rahmad Adi Mulyono, Veddriq Leonardo, Desak Made Rita Kusuma Dewi, dan Rajiah Sallsabilah akan bersaing dengan para rival.
Desak dan Rajiah akan lebih dulu tampil pada babak kualifikasi yang akan berlangsung Senin (5/8) dan putaran final pada Rabu (7/8). Sementara Rahmad dan Veddriq baru akan menjalani kualifikasi pada Selasa (6/8) dan perebutan medali pada Kamis (8/8).
Panjat tebing nomor speed baru dipertandingkan pada Olimpiade tahun ini, sementara untuk nomor kombinasi sudah digelar sejak tiga tahun lalu di Olimpiade Tokyo 2020.
Atlet-atlet Indonesia memiliki prestasi yang cukup mentereng di nomor speed dengan beberapa gelar di ajang internasional.
Sementara aksi atlet angkat besi Indonesia baru akan dimulai pada Rabu (7/8) diawali dengan atlet senior Eko Yuli Irawan yang akan tampil di kelas 61 kilogram putra.
Sehari berselang giliran Rizki Juniansyah yang bakal adu kuat di kelas 73 kilogram putra. Sementara Nurul Akmal akan tampil pada kelas +81 kilogram pada Minggu (11/8).
Angkat besi merupakan salah satu cabang olahraga yang rutin menyumbangkan medali untuk Indonesia sejak Olimpiade 2000. Sejak itu, lifter-lifter kebanggan bangsa tak pernah absen menyumbang medali.
Hingga saat ini sudah ada 15 medali dari cabang angkat besi yang sudah dikumpulkan Indonesia sejak 24 tahun silam, dengan perincian tujuh perak dan delapan perunggu.
(nva/nva/nva)