Detik-detik Marin Cedera Lutut, Pelatih Sebut Hasil Tak Adil

CNN Indonesia
Senin, 05 Agu 2024 10:21 WIB
Pelatih Carolina Marin, Fernando Rivas, menceritakan detik-detik Marin cedera lutut hingga harus mundur pada laga semifinal Olimpiade 2024.
Fernando Rivas saat berusaha membantu Carolina Marin di laga semifinal Olimpiade 2024. (REUTERS/Ann Wang)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pelatih pebulutangkis tunggal putri Spanyol Carolina Marin, Fernando Rivas, menceritakan detik-detik Marin cedera lutut hingga harus mundur pada laga semifinal Olimpiade 2024 Paris di Porte de La Chapelle Arena, Paris, Minggu (4/8).

Marin sepertinya akan melangkah ke final Olimpiade keduanya. Pemain 31 tahun itu sukses unggul 21-14 atas He Bing Jiao di game pertama laga semifinal. Marin bahkan sempat unggul 10-6 atas pemain asal China itu di game kedua. Bencana bagi Marin terjadi ketika mengalami cedera lutut kanan.

Rivas mengaku sudah mengetahui Marin tidak akan bisa melanjutkan pertandingan sejak kali pertama juara Olimpiade 2016 itu mengatakan lututnya sakit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dia menatap saya dan berkata, '[Lutut] ini rusak. Itu adalah perasaan yang dia alami, dan jika dia mengatakan itu kepada saya, maka [cedera lutut] itu benar," ucap Rivas dikutip dari situs resmi BWF.

"Ini lebih dari sekadar olahraga. Saya telah melatih Carolina selama 16 tahun, jadi dia seperti putri saya. Saya terluka lebih dari sekadar bulutangkis. Ini [merebut medali] adalah hal yang paling tidak penting saat ini," kata Rivas menambahkan.

Marin berusaha untuk melanjutkan pertandingan usai mendapatkan perawatan tim medis. Lutut kanannya dibebat. Namun, Marin akhirnya menyerah saat sedang unggul 10-8 dan memutuskan mundur dari laga semifinal.

Keputusan mundur memupuskan harapan Marin merebut medali emas keduanya di Olimpiade. Selain itu, Marin juga dipastikan gagal meraih medali di Olimpiade Paris karena tidak bisa bermain di laga perebutan medali perunggu melawan Gregoria Mariska Tunjung hari ini, Senin (5/8).

"Hasil ini tidak adil baginya. Dia adalah seorang pejuang dan dia telah bekerja sangat keras untuk kembali ke level kelas dunia. Dia sangat sehat, dia dalam kondisi prima, dia benar-benar bertekad untuk memenangkan medali emas," ujar Rivas.

"Saya sangat bangga dengan perjalanannya, tekadnya, ketangguhannya. Saya yakin sekarang dia tidak merasa seperti itu, tapi saya yakin dia akan merasa bangga pada dirinya sendiri di masa mendatang," ucap Rivas.

[Gambas:Video CNN]

(har)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER