Manis dan Pahit Olimpiade Paris 2024 bagi Indonesia

CNN Indonesia
Senin, 12 Agu 2024 06:40 WIB
Rizki Juniansyah meraih medali emas Olimpiade Paris 2024. (REUTERS/Amanda Perobelli)
Jakarta, CNN Indonesia --

Olimpiade Paris 2024 telah selesai. Berikut momen manis dan pahit bagi kontingen Indonesia.

Momen manis bagi kontingen Indonesia jelas kehadiran dua emas dan satu perunggu di akhir Olimpiade Paris 2024. Pencapaian dua emas dalam satu Olimpiade mengulang pencapaian di Olimpiade Barcelona 1992. Saat itu Indonesia mengoleksi 2 emas, 2 perak, 1 perunggu.

Dalam momen manis tersebut, Indonesia juga akhirnya bisa mendapat medali emas dari cabang olahraga di luar badminton. Veddriq Leonardo dari nomor speed putra panjat tebing dan Rizki Juniansyah dari nomor 73kg angkat besi jadi sosok yang mampu memberikan emas bagi kontingen Indonesia.

Veddriq berhasil menuntaskan harapan pada cabor panjat tebing khususnya nomor speed yang baru dipertandingkan di Olimpiade Paris 2024. Veddriq tampil impresif dan mengalahkan Wu Peng dari China di babak final.

Sedangkan Rizki Juniansyah tampil solid di kelas 73kg. Ia mencatat total angkatan sebesar 354kg. Jumlah tersebut berselisih 8kg dari peraih medali perak, Weeraphon Wichuma asal Thailand.

Kemenangan Rizki juga membuat tim angkat besi akhirnya bisa menyumbangkan medali emas untuk kontingen Indonesia. Sejak edisi Olimpiade Sydney 2000 hingga Olimpiade Tokyo 2020, tim angkat besi selalu memberikan medali namun belum berhasil memberikan medali emas.



Di cabor bulutangkis, momen pahit dialami oleh Indonesia. Tim badminton gagal meraih medali emas. Hal ini mengulang catatan di Olimpiade London 2012.

Namun Gregoria Mariska Tunjung membuat catatan manis di Olimpiade Paris 2024. Ia berhasil meraih medali perunggu sekaligus memutus penantian 16 tahun untuk tunggal putri Indonesia bisa kembali merebut medali di Olimpiade.

Momen manis dan getir sekaligus juga dialami oleh Tim Panahan Indonesia. Diananda jadi atlet panahan pertama asal Indonesia yang mampu menembus babak perempat final Olimpiade.

Namun Diananda juga mengalami momen getir karena kalah dramatis 8-10 dalam babak shoot off. Diananda sejatinya hanya butuh angka 8 di anak panah terakhir di babak kelima untuk memenangkan pertandingan dan lolos ke semifinal. Namun ia malah membidik angka lima dan pertandingan dilanjutkan ke babak shoot off.



(ptr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK