Ketua Umum PSSI Erick Thohir berharap kasus kehilangan tas Dimas Drajad saat latihan bersama Timnas Indonesia di Lapangan A Senayan tidak terulang.
Tas Dimas raib seusai latihan pada Sabtu (31/8) malam. Tas tersebut berisi telepon genggam atau handphone. Hingga kini belum diketahui sama yang mencuri tas Dimas.
Peristiwa ini dianggap sebagai preseden. Pasalnya pengamanan di lokasi latihan tidak ketat seperti biasanya. Karena itu Erick meminta hal ini diusut, termasuk ada potensi sabotase.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang dimaksud sabotase di sini adalah ulang mantan karyawan PSSI yang mendapat pemusatan hubungan kerja (PHK). Erick berjanji tak segan memberi pelajaran kepada pencurinya.
"Kalau ada kepengurusan yang internal gara-gara isu sedang assessment, melakukan sabotase, ya pasti saya sikat. Tapi belum ada indikasi itu," kata Erick di Jakarta, Selasa (3/9).
"Tapi saya akan pastikan bahwa keamanan itu menjadi prioritas. Saya langsung telepon Pak Sumardji. Ada indikasi kemarin, ada di titik mana saya enggak tahu," ujarnya.
Saat ini, kata Erick, urusan hilangnya tas Dimas sedang diurus Ketua Badan Tim Nasional (BTN) Sumardji. Kebetulan Sumardji adalah seorang polisi yang kompeten mengurus hal kriminal.
"Nanti biar BTN. BTN ketuanya kan polisi ya. Coba nanti ditanyakan. Mestinya punya keseriusan juga melindungi para pemain," ucap Menteri BUMN ini menjelaskan.
"Tetapi yang saya tidak mau hal-hal kecil ini mengganggu persiapan tim nasional. Saya sudah sampaikan ke kepala BTN, coach Shin Tae Yong yong, pemain fokus saja," ujarnya.
Erick juga menggaransi handphone milik Dimas yang hilang akan diganti. Erick tak ingin konsentrasi Dimas di Kualifikasi Piala Dunia 2026 terganggu karena insiden tersebut.
"Kehilangan-kehilangan itu nanti kita jaminlah [kita ganti]. Kita lakukan perbaikan. Jadi jangan gara-gara kecil," ucap Erick sebelum mengakhiri sesi wawancara di Pegadaian Tower.
(abs/abs/jun)