Pemain kesebelasan Sulawesi Tengah Muhammad Rizki Saputra terancam hukuman PSSI setelah memukul wasit hingga tersungkur pada laga perempat final sepak bola putra PON 2024.
Pertandingan semifinal PON menjadi viral lantaran diwarnai kontroversi yang berujung pada keputusan mundur tim Sulawesi Tengah.
Muhammad Rizki Saputra yang mengenakan nomor punggung 15 memukul wasit Eko Agus Sugih Harto pada waktu tambahan babak kedua. Kejadian tersebut dipicu keputusan Eko memberi penalti kepada kesebelasan Aceh setelah seorang pemain tuan rumah terjatuh tanpa ada pelanggaran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pukulan Rizki untuk Eko membuat laga terhenti. Setelah itu pertandingan kembali berlanjut hingga wasit pengganti meniup peluit akhir babak kedua. Sulteng lantas memutuskan mundur dan Aceh dipastikan melangkah ke semifinal.
Menyikapi kejadian dalam pesta olahraga tertinggi level nasional tersebut, Ketua Umum PSSI memastikan bakal melakukan investigasi baik kepada wasit dan pemain.
"Memalukan. Sangat memalukan. PSSI akan mengusut tuntas peristiwa ini dan akan menjatuhkan sanksi terberat!" kata Erick dalam rilis.
Erick menyatakan larangan seumur hidup bisa mengancam wasit dan pihak-pihak lain jika terbukti mengatur hasil laga. Di sisi lain Erick juga menyatakan tindakan Rizki tidak dibenarkan memukul wasit.
"Ini adalah tindakan kriminal yang punya konsekuensi hukum. Skandal soal keputusan wasit jadi hal lain yang juga punya konsekuensi hukum jika memang ternyata terindikasi diatur oleh oknum tertentu," ucap Erick.
PSSI menilai peristiwa ini mencoreng kehormatan sepak bola Indonesia yang mulai menunjukkan titik cerah. Demi muruah dan tidak untuk mencegah peristiwa serupa tak terulang, Erick menjamin hukuman yang diberikan menjadi salah satu hukuman paling berat.
"Tidak ada toleransi bagi pihak yang telah dengan sengaja melanggar komitmen fair play. Sanksi bukan sekadar hukuman melainkan statement dari sepak bola Indonesia yang tidak mentolerir sedikitpun praktik di luar fair play," tukas Erick.