Jakarta, CNN Indonesia --
Indra Sjafri dan Timnas Indonesia U-20 dicambuk anak-anak muda Iran dalam laga pertama Grup C Piala Asia U-20 2025.
Pertandingan di Stadion Shenzhen Youth Football Training Base Centre, China, pada Kamis (13/2) malam, berakhir 0-3 untuk kekalahan Garuda Nusantara.
Selepas laga tangkapan layar Indra berdiskusi dengan Kurniawan Dwi Yulianto dan Bima Sakti viral di media sosial. Indra tidak mampu berbuat banyak untuk meredam agresivitas Iran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiga gol Iran dalam laga tersebut sama-sama tercipta dari sisi sayap. Dua gol berawal dari sepak pojok dan satunya lagi dari umpan silang diakhiri tendangan akrobatik.
Mengacu statistik pertandingan, akurasi umpan pemain Garuda Nusantara terbilang lemah. Sepanjang babak pertama, Indonesia U-20 hanya melepas 188 umpan, akurat 72 persen.
Pada babak kedua, statistik pemain Indonesia U-20 agak meningkat. Ada 191 umpan yang dilepaskan dan persentase suksesnya naik menjadi 76 persen.
Total ada 379 umpan yang dilepas Dony Tri Pamungkas dan kawan-kawan sepanjang 90 menit. Yang menarik, dari jumlah itu hanya 51 persen yang merupakan umpan panjang.
Salah satu titik lemah Indonesia U-20 dalam laga ini adalah umpan silang. Ada tujuh umpan silang yang diciptakan, tetapi akurasinya hanya 14,3 persen.
Pada saat yang sama Iran U-20 melepas 29 umpan silang. Dari jumlah itu 55,2 persen sukses. Iran U-20 juga sukses melakukan 24 clearance yang dibangun pemain Indonesia.
Inilah realitas pertandingan yang dihadapi Indra bersama Timnas Indonesia U-20. Racikan strateginya belum cukup ampuh untuk membongkar pertahan lawan.
Cambuk keras sudah diberikan Iran ke Indra dan tim asuhannya. Kini tinggal bagaimana Indra membangkitkan mentalitas dan motivasi pemain Timnas Indonesia U-20 dalam laga melawan Uzbekistan, Minggu (16/2).
Bersambung ke halaman kedua >>>
Kekalahan dari Iran U-20 kiranya tak membuat pemain Timnas Indonesia U-20 kehilangan asa. Masih ada dua laga tersisa di fase grup Piala Asia U-20 2025. Terdekat, lawan yang akan dihadapi adalah Uzbekistan.
Pertandingan ini akan berlangsung di Stadion Shenzhen Youth Football Training Base Centre pada Minggu (16/2). Ini adalah pertandingan kunci bagi Indonesia.
Saat Indonesia kalah dari Iran, Uzbekistan menang 1-0 atas Yaman. Artinya, jika Indonesia kalah dari Uzbekistan, pintu lolos ke babak delapan besar akan tertutup.
Statistik memperlihatkan, Uzbekistan main dengan cara yang tak jauh berbeda dengan Iran. Uzbekistan bermain dengan umpan pendek dan banyak melakukan umpan silang.
Namun, bedanya dengan Iran, Uzbekistan tak terlalu solid dalam bertahan. Jumlah clearance mereka rendah. Sebaliknya cara mereka meredam lawan dengan melakukan takel.
Secara postur, pemain Uzbekistan dan Indonesia tak terlalu berbeda. Kedua tim juga sudah bertemu dalam laga uji coba pada 2024. Ketika itu Indonesia U-20 kalah 2-3.
Inilah kesempatan bagi Indonesia U-20 untuk bangkit. Ini pula momentum paling pas bagi Indra menelurkan strategi jitu permainan plus kelihaian membangkitkan motivasi pemain.
[Gambas:Photo CNN]
Dari sisi teknis, cara Indra membangun serum anti-pressing Uzbekistan yang ketat dan solid, sangat dinanti. Banyak mengulur waktu dengan gocek, niscaya akan berdampak negatif.
Terlepas dari itu, daya tahan dan juang pemain tak lembek. Muhammad Ragil misalnya, tak lagi mudah jatuh. Gaya mainnya yang bertele-tele juga sudah jauh menipis.
Gaya bertahan grendel ala Italia, yang mungkin dipahami dengan baik oleh Kurniawan yang sempat melatih di Como 1907, bisa diterapkan. Sisi pertahanan ini titik krusial.
Dan, kembali lagi, tinggal bagaimana Indra menyikapi cambuk keras dari Iran U-20. Merasa sakit saja tak ada gunanya. Sebaliknya rasa terlecut sangat perlu dikobarkan.
[Gambas:Video CNN]