Jakarta, CNN Indonesia --
Persaingan selamat dari ancaman degradasi Liga 1 2024/2025 dalam posisi sangat rawan sehingga PSSI harus memproteksi setiap pertandingan.
Hingga pekan ke-31, ada tujuh tim yang masih berpeluang turun kasta ke Liga 2 musim depan. Ketujuh klub itu adalah Persik, Madura United, Persis, Semen Padang, Barito Putera, PSS, dan PSIS.
Untuk sementara Persik dalam posisi paling aman. Hanya dengan meraih satu kemenangan lagi, tim berjulukan Macan Putih ini akan selamat. Saat ini Persik sudah mengoleksi 37 poin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika menang melawan Arema FC pada pekan ke-32, Minggu (11/5), Persik akan mengoleksi 40 poin. Artinya pula poin mereka tak akan bisa dikejar lagi oleh tiga tim terbawah saat ini: Barito, PSS, dan PSIS.
Adapun Madura United membutuhkan dua kemenangan lagi. Tim berjulukan Sapeh Kerrap ini sudah mengoleksi 33 poin. Jika memenangi dua dari tiga laga tersisa, posisi mereka aman.
Sisanya, lima tim lagi, yakni Persis, Semen Padang, Barito, PSS, dan PSIS, harus menang dalam tiga laga pemungkas musim. Menang sama artinya tak akan tergantung tim lain.
Pasalnya, selisih poin Persis di peringkat ke-14 hingga PSIS di dasar klasemen hanya terpaut tujuh angka. Adapun selisih poin Persis dengan tim zona degradasi hanya dua poin.
Artinya segala kemungkinan bisa terjadi. Persis dan Semen Padang yang sementara berada di zona aman, sama sekali tak aman. Barito, PSS, dan PSIS bisa saja menyalip di tikungan.
Karena itu situasi saat ini sangat rawan. Kepemimpinan wasit sangat krusial. Kesalahan sedikit saja bisa memompa kontroversi berujung menyeruaknya isu pengaturan skor.
Dalam hal ini PSSI dan PT Liga Indonesia Baru sebagai operator liga harus pasang mata memproteksi perangkat pertandingannya dari gangguan pihak eksternal yang hendak merusak.
Utamanya wasit yang memimpin laga-laga tim calon degradasi harus dipastikan tak disusupi. Ini untuk menjauhkan angkara kepada PSSI. Integritas PSSI harus dijaga.
Bersambung ke halaman kedua >>>
Pertandingan pekan ke-32 Liga 1 akan menandai laga hidup mati klub-klub tim papan bawah. Terpeleset sekali saja, bisa menjadi pemicu degradasi pada akhir musim ini.
Barito Putera misalnya, saat ini berada di peringkat ke-16 dengan 30 poin. Tim milik anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Hasnuryadi Sulaiman ini tak meraih kemenangan dalam lima laga terakhir.
Pekan ini, Barito akan menghadapi Persib Bandung di Stadion Gelora Bandung Lautan Api pada Jumat (9/5). Melawan tuan rumah yang ingin berpesta, jelas tak mudah.
Memang ada kemungkinan Persib tak lagi ngotot meraih kemenangan karena gelar juara musim ini sudah terkunci. Namun, Maung Bandung niscaya tak akan melepas laga kandang.
Terlepas dari itu, ini adalah saat terbaik bagi Barito untuk menjauh dari ancaman degradasi. Jika menang atas Persib, akan memicu gairah memenangi dua laga berikutnya.
Apalagi pada pekan ini PSS dan PSIS akan bentrok. Yang kalah dari duel ini, hampir pasti degradasi ke Liga 2. Khususnya PSIS dalam situasi tertekan karena main di kandang lawan.
Apalagi Elang Jawa, julukan PSS, sedang bangkit. Pekan lalu tim asuhan Pieter Huistra ini menang atas PSM Makassar dengan skor meyakinkan, 3-1. Ini bisa jadi titik kebangkitan.
 PSS Sleman terancam degradasi di pengujung musim Liga 1 2024/2025. (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah) |
Setelah itu PSS akan bentrok dengan Persija yang sedang 'kehabisan bensin'. Terakhir, PSS akan bentrok dengan Madura United. Ini bisa menjadi laga kunci selamat dari degradasi atau tidak.
Semen Padang juga sedang menyala. Tim binaan politisi Andre Rosiade ini menang dalam tiga laga beruntun. Tiga lawan terakhir meraka adalah Persebaya, Persik, dan Arema FC.
Sejauh ini Semen adalah klub yang paling vokal menyuarakan kecurigaan atas kredibilitas perwasitan di Liga 1. Memang ini hanya asumsi, tetapi bisa merusak persepsi transformasi PSSI.
Jika tidak ditangani dengan sangat serius jalannya tiga pekan terakhir Liga 1, asumsi liar akan semakin menggema. Jangan sampai mafia pencari cuan merusak tatanan yang dibangun PSSI.
[Gambas:Video CNN]