Jakarta, CNN Indonesia --
Chelsea punya ikatan yang indah bersama pelatih-pelatih Italia. Menariknya, ada empat pelatih Italia yang masuk kategori medioker yang justru bisa mengangkat nama mereka saat membawa Chelsea juara kompetisi di tingkat internasional.
Dalam rekam jejak Chelsea, mereka pernah dilatih pelatih top Italia macam Carlo Ancelotti dan Antonio Conte. Keduanya sukses membawa Chelsea memenangkan Liga Inggris dan Piala FA.
Namun menariknya, Chelsea justru bisa juara kompetisi internasional seperti Liga Champions saat dilatih pelatih Italia yang rekam jejak kepelatihannya belum mentereng ketika mereka datang ke Chelsea. Bahkan status mereka bisa dibilang medioker saat datang ke Chelsea dan baru mengukir nama besar sebagai pelatih saat berprestasi bersama The Blues.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut empat pelatih medioker Italia yang membawa
1. Gianluca Vialli
Vialli datang ke Chelsea sebagai pemain veteran di usia 32 tahun pada 1996. Namun setelah Ruud Gullit dipecat pada 1998, Vialli bertindak sebagai pemain merangkap pelatih.
Vialli lalu mengantar Chelsea mengukir rekor berupa kemenangan di Piala Winners 199/1998. Pada laga final lawan Vfb Stuttgart, Vialli juga ikut tampil sebagai pemain inti berduet dengan Tore Andre Flo.
 Gianluca Vialli memulai karier sebagai pelatih di Chelsea. (Adrian DENNIS / AFP |
Chelsea menang 1-0 lewat gol Gianfranco Zola yang masuk sebagai pemain ganti. Zola mencetak gol beberapa saat setelah masuk ke lapangan di menit ke-71 untuk menggantikan Flo.
Vialli lalu meneruskan sukses dengan memenangkan Piala Super Eropa. Chelsea menang 1-0 atas Real Madrid lewat gol Gustavo Poyet.
Selain dua gelar kompetisi Eropa, Vialli juga mengantar Chelsea memenangkan Piala FA, Piala Liga, dan Charity Shield.
Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>
2. Roberto Di Matteo
Saat Chelsea membangun kekuatan besar di era Roman Abramovich, Jose Mourinho langsung membawa The Blues juara Liga Inggris. Namun mimpi jadi juara Liga Champions untuk pertama kali justru berhasil diwujudkan oleh Roberto Di Matteo yang juga pernah membela Chelsea di era 90-an.
Di Matteo awalnya hanya berperan sebagai asisten Andre Villas-Boas. Namun ketika Villas-Boas dipecat pada Maret, Di Matteo kemudian berperan sebagai caretaker.
Di tangan Di Matteo, Chelsea menggila di akhir musim Liga Champions. Mereka bisa mengalahkan Napoli 4-1 setelah sempat kalah 1-3 pada leg pertama di era Villas-Boas.
Chelsea lalu melewati adangan Benfica di perempat final berlanjut dengan kemenangan dramatis atas Barcelona yang jadi juara bertahan dan seringkali dianggap tim terbaik saat itu.
Di laga final, Chelsea menang adu penalti lawan Bayern Munchen di Allianz Arena, lokasi final yang kebetulan memang jadi markas mereka.
Selain trofi Liga Champions 2011/2012, Di Matteo juga mempersembahkan trofi Piala FA di tahun yang sama.
 Di Matteo bisa membawa Drogba dan kawan-kawan juara Liga Champions. (AFP PHOTO/CARL DE SOUZA) |
3. Maurizio Sarri
Maurizio Sarri datang ke Chelsea sebagai pelatih yang tidak pernah memenangkan gelar bergengsi. Walau ia bisa mengangkat performa Napoli jadi tim papan atas, belum ada gelar bergengsi yang bisa dipersembahkan Sarri. Namun Sarri akhirnya bisa memutus catatan itu bersama The Blues pada musim 2018/2019.
Sarri bisa mengantar Chelsea jadi juara Liga Europa pada musim tersebut. Chelsea mengalahkan Arsenal dengan skor telak 4-1 di babak final. Setelah membawa Chelsea juara, Sarri memutuskan menerima tawaran Juventus agar bisa kembali ke Italia dan lebih dekat dengan keluarga.
4. Enzo Maresca
Sebagai pelatih, Enzo Maresca belum punya catatan bagus dalam rekam jejaknya. Ia tercatat pernah jadi asisten Pep Guardiola di Manchester City dan membawa Leicester City promosi ke Premier League.
Namun saat dipercaya jadi pelatih Chelsea, Maresca bisa menarik keluar potensi maksimal para pemain muda The Blues.
Maresca membawa Chelsea menjadi juara UEFA Conference League. Meski hanya gelar kasta ketiga di kompetisi Eropa, trofi tersebut membuat Chelsea mengakhiri musim dengan gelar di tangan.
Klimaksnya, Maresca bisa membawa Chelsea jadi juara Piala Dunia Antarklub 2025 dengan format baru yang diikuti 32 tim. Chelsea yang tak meyakinkan di awal bisa melangkah ke final.
Di babak final, Chelsea menang 3-0 atas Paris Saint-Germain yang lebih difavoritkan juara.
[Gambas:Video CNN]