Cetak 10 Gol, Pemain Indonesia Sadar Susah Bongkar Pertahanan Lawan
Pemain Timnas Indonesia U-23 menyadari kesulitan membongkar pertahanan lawan dan mengakibatkan seret gol dalam tiga laga terakhir di Piala AFF U-23 2025.
Statistik sepuluh gol dari empat pertandingan agak 'menipu'. Performa ofensif Timnas Indonesia U-23 tidak sebegitu gahar. Selain delapan gol yang bersarang di gawang Brunei Darussalam, hanya ada dua gol yang dibukukan tim Garuda Muda.
Problem mencetak gol dipahami pemain. Achmad Maulana Syarif sadar tim Merah Putih masih punya pekerjaan rumah dalam menembus pertahanan lawan dan menjaringkan bola.
"Kami pemain menyadarinya soal itu [susah cetak gol], tapi jika kami ikut cara mainnya kita gimana, gol akan datang sendiri, intinya kami harus main dengan benar, memperhatikan setiap detail, sesuai dengan cara kami, tentu golnya akan datang dengan sendirinya," ucap Achmad.
Dalam empat pertandingan, dari fase grup hingga semifinal, Timnas Indonesia U-23 selalu mampu unggul dalam penguasaan bola. Dominasi tersebut tak selalu berujung pada penciptaan peluang dan konversi mencetak gol.
Pada laga terakhir melawan Thailand, Indonesia unggul penguasaan bola 70 persen berbanding 30 persen. Dalam statistik percobaan mencetak gol, justru Thailand unggul dengan 14 tembakan berbanding 11 tembakan.
Jumlah upaya tepat sasaran Indonesia pun hanya tiga, sedangkan Thailand lima.
Pada laga fase grup, kecuali melawan Brunei, Indonesia juga kesulitan di daerah sepertiga akhir. Saat menghadapi Malaysia, anak asuh Gerald Vanenburg yang mendominasi penguasaan bola hingga 68 persen menciptakan tujuh peluang dengan tiga tembakan ke gawang.
Sementara saat berjumpa Filipina yang menjadi masalah adalah penyelesaian akhir. Terdapat 13 tembakan yang tujuh di antaranya mengarah ke gawang, namun tidak ada satu pun gol tercipta. Gol saat melawan Filipina berasal dari bunuh diri salah satu pemain lawan.
Menghadapi Vietnam pada laga final, Timnas Indonesia U-23 dituntut tampil efektif dan efisien dalam memaksimalkan peluang.
(abs/nva)