Pelatih Timnas Indonesia U-23 Gerald Vanenburg meminta kegagalan juara Piala AFF U-23 2025 dilupakan begitu main Kualifikasi Piala Asia U-23 2026.
Baginya, mengingat atau terus membahas kekalahan dari Vietnam di laga final, tak akan ada gunanya. Sebaliknya kegagalan itu cukup dijadikan pelajaran dan evaluasi.
"Oke, jadi kalau kita melihat di sini sebenarnya enggak ada gunanya juga kita melihat ke belakang lagi, kecuali kita mempelajari kesalahan yang kita buat di belakang," kata Vanenburg, Selasa (2/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mengevaluasi dari hal itu. Jadi misalnya kalau kita melawan Vietnam kemarin kani memiliki ball possession hampir 60-70%. Bisa menguasai itu sudah baik," ujarnya.
Vanenburg menegaskan, Piala AFF U-23 dan Kualifikasi Piala Asia U-23 berbeda. Saat ini Vanenburg mencoba membuat formula akan lini depan bisa tampil lebih tajam di kotak penalti lawan.
"Nah, dari situ [Piala AFF U-23] misalnya sekarang kami berusaha bagaimana caranya bisa menjaga agar tetap dengan penguasaan bola sebanyak itu dan bisa mencetak gol," katanya
"Jadi enggak mungkin juga kita dari posisi yang dari bawah langsung ke atas. Kalau kita misalnya melihat ke belakang, U-23 juga tidak memenangkan banyak gelar dengan pelatih sebelumnya."
Bagi Vanenburg, yang terpenting saat ini Indonesia terus melangkah. Segala tahapan coba dijalani dengan baik dengan harapan pencapaiannya di pentas Asia juga konsisten.
"Jadi, kami mulai dari bawah dan untuk meningkat kita harus naik satu langkah demi langkah. Satu langkah demi langkah. Jadi, itu yang harus bisa dilakukan bersama," katanya.
Yang tak kalah penting, kata Vanenburg, Indonesia harus bermain dengan caranya sendiri. Permainan gaya Indonesia inilah yang sedang dibangun para pelatih asal Belanda tersebut.
"Jadi Indonesia harus bermain dengan caranya sendiri dan ini yang dilakukan. Kami menjaga bola, menguasai bola, dan kemudian bermain sehingga lebih leluasa bisa menang dari situ," kata Vanenburg.
(abs/jun)