Pengacara asal Belanda, Andre Brantjes menyarankan Mees Hilgers menggugat FC Twente ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) untuk menyelesaikan perselisihan.
Sengkarut ini dipandang Andre Brantjes bisa dibawa ke meja hijau. Menurutnya, Hilgers layak membawa kasus ke CAS.
"Jika saya jadi Hilgers, saya akan membawa [kasus] ini ke CAS dan meminta pemutusan kontrak dan menuntut FC Twente membayar gajinya," kata Brantjes dikutip dari Twente Insite.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada akhirnya, dia [Hilgers] tidak diberi kesempatan atas apa yang seharusnya jadi tugasnya, yaitu bermain sepak bola," ia menambahkan.
Masalah kian meruncing kegagalan Mees Hilgers hengkang dari klub pada bursa transfer awal musim ini. FC Twente tak menemukan kata sepakat dengan tim yang tertarik mendatangkan bek 24 tahun itu.
Mees Hilgers juga enggan memperpanjang kontrak yang berakhir Juni 2026. Gesekan kian intens hingga membuat bintang Timnas Indonesia itu tak kunjung dimainkan meski Eredivisie 2025/2026 sudah bergulir enam pekan.
Lebih lanjut, Brantjes menyebut posisi Hilgers lebih kuat karena ada undang-undang di Belanda yang mengatur kesejahteraan pekerja. Terlebih setelah pelatih FC Twente, John Van den Brom tak mau memainkan Hilgers.
"Pasal 611 dalam Kode Sipil menyatakan bahwa kedua pihak harus jadi pemberi kerja dan penerima kerja yang baik. [John] van den Brom melakukan kesalahan," ujarnya.
"Dia bisa saja berkata bahwa tidak memilih Hilgers karena tak cukup baik [performa] atau motivasinya. Tapi dia menyampaikan kata-kata yang di luar kapasitasnya," ia menambahkan.
Sebelumnya, John van den Brom mengaku tidak akan memainkan Mees Hilgers hingga masalah dengan FC Twente selesai.
Asosiasi Pemain Sepak Bola Profesional Belanda (VVCS) juga menyatakan sikap FC Twente terhadap Mees Hilgers adalah sebuah perundungan atau bullying.
(ikw/ikw/rhr)