Hukuman untuk FAM dan 7 Pemain Malaysia Semestinya Bisa Lebih Berat
Hukuman FIFA kepada Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dan tujuh pemain naturalisasi timnas Malaysia dinilai lebih rendah dari semestinya.
Pada 26 September FIFA menghukum FAM dengan denda 350.000 franc Swiss atau setara dengan Rp7,3 miliar terkait dugaan penggunaan dokumen palsu.
Sedangkan tujuh pemain naturalisasi Malaysia yang terlibat dihukum denda 2.000 franc Swiss dan larangan bermain selama 12 bulan.
Dalam pemberitaan Berita Harian, Komite Banding FIFA menyebut prinsip 'non reformatio in peius' mencegah FAM dan tujuh pemain naturalisasi mendapatkan hukuman lebih berat.
"Sebenarnya, Komite ingin menekankan bahwa jika bukan karena prinsip 'non reformatio in peius' dalam Pasal 63.4 FDC, hukumannya akan lebih berat daripada yang dijatuhkan pada tingkat pertama," demikian pernyataan FIFA dalam dokumen alasan lengkap Komite Banding.
Reformatio in peius ini berarti 'perubahan jadi lebih buruk'. Yakni kondisi di mana pemohon banding dalam posisi yang lebih buruk jika tidak melakukan banding.
Sementara menurut Metro, surat penjelasan Komite Banding FIFA menunjukkan 'kemarahan' badan sepak bola dunia ini kepada FAM dan tujuh pemain naturalisasi.
Pasalnya, proses banding mengungkap banyak aspek penting, seperti perilaku para pemain, terutama soal kelalaian mereka dalam proses naturalisasi.
Di antaranya, pemain menandatangani dokumen tanpa membaca isi dan dalam beberapa kasus mereka gagal memeriksa catatan silsilah.
Pada saat yang sama, mereka tidak menunjukkan minat untuk memahami proses tersebut atau bertanya kepada agen setelah menyerahkan dokumen.
Selain itu, meski dihukum, para pemain tidak meminta penjelasan FAM, agen mereka, atau keluarga mereka. Komite Banding FIFA melihat sikap ini sebagai indikasi kalau para pemain menyadari prosedur yang dilakukan tidak tepat.
Selama proses persidangan, para pemain terus mengklaim kalau kakek-nenek merela lahir di Malaysia, meskipun bukti menunjukkan sebaliknya.
Para pemain ini juga gagal menjelaskan mengapa mereka yakin bisa mewakili Malaysia tanpa memiliki hubungan nyata dengan negara tersebut.
FAM sendiri mengakui beberapa kesalahan, namun mereka dianggap kurang serius dalam bertindak. Langkah-langkah yang diambil FAM sejauh ini dinilai hanya untuk publisitas saja.
Bahkan, menghukum Sekretaris Jenderal FAM yang dinilai bertanggung jawab atas kasus ini di mata FIFA sebagai keputusan yang tidak jelas dan kurang kredibilitas. Pasalnya, pihak yang terlibat terus muncul dalam acara-acara penting.
(sry/ptr)