Wakil Menpora RI, Taufik Hidayat, menanggapi fenomena atlet non pelatnas PBSI mendulang banyak prestasi tahun ini.
Taufik enggan membuat dikotomi antara atlet non pelatnas dan atlet pelatnas. Menurutnya, semestinya yang perlu disoroti adalah atlet Indonesia secara keseluruhan.
"Ya, kami alhamdulillah, di belakang itu, kan ada namanya Indonesia, bukan nama pribadi atau nama daerah mana-mana," kata Taufik saat ditemui di Jakarta, Selasa (2/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam satu tahun terakhir, atlet non pelatnas PBSI banyak meraih gelar juara. Jonatan Christie jadi nama yang disorot karena menjuarai Korea Open, Denmark Open, dan Hylo Open.
Lalu pada nomor ganda putra ada Sabar Karyaman Gutama/Mohammad Reza Pahlevi Isfahani yang juga naik daun. Menurut Taufik, pelatnas PBSI turut berperan membentuk atlet.
"Olahraga butuh proses. Jonatan juga dulu lama di pelatnas, Sabar/Reza juga usianya berapa kita lihat juga. Bukan masalah gacor," kata mantan peraih medali emas Olimpiade ini.
"Jadi, jangan jadi polemik antara luar pelatnas dan di pelatnas, tapi proses. Mereka pernah di situ dan satu ini buat Indonesia," ujar pria yang juga menjabat Wakil Ketua PP PBSI.
Selain menanggapi soal prestasi atlet non pelatnas, Taufik juga memberi respons terkait target dua emas di SEA Games 2025.Menurutnya dua emas adalah target realistis.
"Ya, dengan keadaan atlet sekarang kan, kami mau target berapa? Mau lebih. Kami realistis saja kan? Enggak mau muluk-muluk juga. Targetnya berapa ya memang seperti itu," ujarnya.
PBSI mengirim 20 pemain untuk berjuang di SEA Games 2025. Ini sesuai dengan hasil Tim Review Kemenpora. Ada beberapa perubahan nama atlet yang dikirim ke SEA Games 2025.
(abs/abs/nva)