Jakarta, CNN Indonesia --
Calon pelatih Timnas Indonesia kini mengerucut kepada dua nama, Giovanni van Bronckhorst dan John Herdman. Siapa yang akan dipilih PSSI?
Jika dikomparasi, nama Van Bronckhorst jelas lebih besar dari Herdman. Sebagai pemain, Van Bronkckhorst adalah tentara tempur pemain Arsenal dan Barcelona.
Sejumlah gelar bergengsi, dari Liga Belanda, Liga Inggris, Liga Spanyol, hingga Liga Champions Eropa, pernah diraih Van Bronckhorst. Setiap tim yang ia bela selalu berbuah gelar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat gantung sepatu dan beralih menjadi pelatih, pria berdarah Maluku ini ternyata bertangan dingin. Semua tim yang ia tangani, tidak termasuk Liverpool, menjadi juara.
Sementara Herdman bukan siapa-siapa. Pria 50 tahun ini hanya pemain biasa. Karier sepak bolanya tidak panjang. Namun, kecintaannya pada sepak bola membuatnya mengemuka.
Karier sebagai pemain boleh biasa saja, tetapi sebagai pelatih lumayan garang. Berawal dari menangani tim nasional putri Kanada pada 2006, Herdman tampil di Piala Dunia.
Pria Inggris ini adalah sosok yang membawa timnas Kanada lolos dan tampil di Piala Dunia 2022. Ini menunjukkan bahwa Herdman punya bakat kuat sebagai pelatih.
Komparasi lainnya, Van Bronckhorst tak punya rekam jejak melatih tim nasional. Sepanjang kariernya, pria 50 tahun ini baru menangani klub Belanda, China, Skotlandia, Turki, dan Inggris.
Sementara Herdman sedari awal sudah melatih tim nasional, kendati dari tim putri. Bisa dibilang Herdman lebih terbiasa dengan pola dan program kerja tim nasional.
Yang tidak kalah penting, Van Bronckhorst punya pengalaman di Asia. Meski hanya sebentar melatih di China, asisten Arne Slot di Liverpool ini punya cakrawala sepak bola Asia.
Namun, untuk nominal nilai kontrak, harga Herdman diyakini lebih terjangkau. Kendati pernah membawa Kanda ke Piala Dunia 2022, pencapaiannya tidak seperti Van Bronckhorst.
Baca lanjutan analisis ini di halaman berikutnya...
[Gambas:Video CNN]
Pelatih yang akan dipilih untuk menangani Timnas Indonesia mulai 2026, harus siap dengan tekanan tinggi suporter, pengamat, analis, dan juga keluarga sepak bola PSSI.
Pecinta sepak bola Indonesia tidak ingin lagi melihat pelatih yang kualitasnya kalah dari sang asisten, seperti diragukannya kualitas kepelatihan Patrick Kluivert dibanding Alex Pastoor.
Apalagi, standar yang diwariskan pelatih sebelumnya terbilang tinggi. Pelatih yang akan dipilih PSSI tidak memulai dari nol, tetapi melanjutkan estafet.
Saat ini ada banyak pemain Indonesia yang berkiprah di Eropa, seperti Jay Idzes, Kevin Diks, dan Calvin Verdonk. Bakat-bakat muda Indonesia juga jauh berkembang.
Karena itu target yang diusung PSSI, setidaknya hingga masa kepemimpinan Erick Thohir berakhir pada 2027, harus menyesuaikan. Artinya ada dua target besar yang diusung.
Pertama, Piala AFF 2026 yang akan berlangsung di tengah tahun depan, selepas Piala Dunia 2026. Dengan komposisi pemain yang ada, rasanya meraih gelar juara Piala AFF 2026 sangat realistis.
Kedua, tentu saja Piala Asia 2027. Ajang ini akan berlangsung pada awal 2027. Mengingat Indonesia lolos babak grup pada edisi sebelumnya, hal sama bisa ditargetkan kembali.
Jika dua ajang ini bisa diwujudkan, tentu rasa cinta publik akan hadir. Kalau itu terjadi, sudah pasti pula harapan akan kerja sama lebih panjang untuk lolos Piala Dunia 2030 akan diminta publik.
Siapa yang berani mewujudkan asa dan harapan pecinta Timnas Indonesia, juara Piala AFF 2026 dan lolos babak grup Piala Asia 2027, kiranya layak ditawari kontrak PSSI.
Apakah Van Bronckhorst dan Herdman bersedia mewujudkan hal tersebut? Utusan PSSI yang mewawancara keduanya niscaya sudah punya jawabannya.
Kini tinggal bagaimana forum Rapat Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI menentukan. Kiranya jangan ada lagi keputusan sepihak dari satu dua orang tanpa melibatkan musyawarah mufakat.
Menunjuk pelatih Timnas Indonesia memang mudah, tetapi tak semudah itu juga. Ada mekanisme dan naluri yang harus diperjuangkan agar masa depan Timnas Indonesia cerah.
[Gambas:Video CNN]