Ganda campuran Indonesia, Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu bicara kekurangan yang harus diperbaiki usai takluk dari wakil China, Feng Yan Zhe/Huang Dong Ping di ajang BWF World Tour Finals 2025, Rabu (17/12).
Jafar/Felisha kalah lewat dua gim langsung 18-21, 16-21 dari Feng/Huang di Hangzhou Olympic Sports Centre Gymnasium.
Menurut Felisha, dirinya dan Jafar sebenarnya bisa memberikan perlawanan kepada Feng/Huang. Namun, kesalahan sendiri yang kerap dilakukan jadi penghambat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di dua gim awal sampai interval sebenarnya kami masih bisa mengimbangi, poinnya juga cukup rapat bahkan sempat unggul di interval. Tapi setelah itu kami sering kehilangan poin beruntun karena kesalahan sendiri, jadi jaraknya langsung jauh," ujar Felisha dalam rilis PBSI.
"Secara teknik masih banyak yang harus diperbaiki, begitu juga dari power dan fisik. Secara non-teknis juga, seperti fokus dan mental, semuanya harus ditingkatkan. Kalau mau menembus level mereka, kualitas kami harus benar-benar sama, bahkan lebih, karena kualitas mereka memang luar biasa. Itu yang jadi evaluasi buat kami."
Sedangkan Jafar mengaku pertandingan melawan Feng/Huang menjadi pelajaran berharga buat dirinya.
"Ini jadi pengalaman yang sangat berharga buat kami di hari pertama apalagi langsung bertemu lawan yang berat. Jadi kami memang harus siap dengan segala kondisi. Kalau mau tembus ke level atas, ya mau tidak mau harus melewati lawan-lawan seperti mereka," kata Jafar.
Pebulutangkis berusia 22 tahun itu menegaskan kekalahan di laga pertama ini jadi pelajaran untuk laga selanjutnya melawan wakil Malaysia, Chen Tang Jie/Toh Ee Wei pada Kamis (18/12).
"Besok menghadapi Chen/Toh kami harus main lebih nekat tapi tetap fokus, terutama saat sedang unggul. Poin harus benar-benar dijaga. Fokusnya harus ditingkatkan karena poin bisa kebuang cepat sekali. Tadi sempat sudah mendekat, dapat tiga poin, tapi lepas lagi, jadi sayang," tuturnya.
(jal/rhr)