Jakarta, CNN Indonesia -- Mobil pintar listrik besutan Tesla Motors sudah menuai dua kecelakaan lalu lintas dan fitur autopilot dituding sebagai penyebabnya. Kali ini, sang pendiri merangkap CEO Elon Musk menanggapi insiden tersebut dalam bentuk bantahan.
Bantahan ini ditujukan pada kecelakaan yang belum lama ini terjadi menimpa pria berusia 77 tahun bernama Albert Scaglione, di Pennsylvania, AS, yang mengendarai Tesla Model X pada 1 Juli lalu.
Kendati belum diketahui pasti penyebabnya, namun banyak laporan yang menyatakan fungsi autopilot mobil tersebut sedang diaktifkan selama 25 detik sebelum akhirnya mobil itu mengalami tabrakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip
CNN, kecelakaan tersebut terjadi karena setelah autopilot diaktifkan, Scaglione tidak dalam kondisi menyetir mobil. Lebih rincinya, ia tidak memegang kemudi setir mobil kala itu.
Musk yang dikenal punya pandangan bisnis yang fokus pada masa depan, langsung menanggapi insiden itu di akun Twitter. Ia menyanggah bahwa fungsi autopilot Tesla milik Scaglione tidak aktif saat kecelakaan.
"Log saat itu menunjukan fungsi autopilot tidak aktif saat kecelakaan Pennsylvania terjadi. Bahkan, kecelakaan tidak akan terjadi jika autopilot itu dinyalakan," kicau Musk di akun @elonmusk.
Selain bantahan Musk, juru bicara Tesla turut menjelaskan kronologi momen sebelum kecelakaan terjadi.
Dalam sebuah pernyataan rilis, Tesla mengatakan 25 detik sebelum kecelakaan, prosedur fungsi autopilot telah gagal beroperasi. Hal itu ditandai oleh redamnya musik, kecepatan mobil yang melambat, serta instruksi secara visual dan suara kepada si pengemudi untuk memegang kemudi setir mobil.
Tesla mengklaim, Scaglione merespons perintah tersebut 11 detik sebelum kecelakaan terjadi. Ia langsung membelokan mobil ke arah kiri.
"Lebih dari 10 detik kemudian di jarak 300 meter dengan kontrol kemudi manual, si pengemudi langsung menyimpang keluar dari jalur, bertabrakan dengan palang, menyilang kedua jalur jalan raya, menabrak penghalang, lalu terguling," jelas pihak Tesla.
Menurut Tesla, para pengemudi memang tidak dianjurkan untuk melepaskan tangan mereka dari kemudi setir saat fungsi autopilot aktif.
Kecelakaan tersebut tidak sampai meregang nyawa, namun Scaglione langsung dilarikan ke rumah sakit dan mengalami luka-luka.
Setelah insiden tersebut, National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) menyatakan, pihaknya masih dalam proses mengumpulkan informasi dari polisi untuk menentukan apakah fungsi autopilot mobil Tesla itu aktif atau tidak saat kecelakaan.
Sebelumnya, kecelakaan nahas yang menelan nyawa penggunanya terjadi pada awal Mei lalu.
Seorang pengemudi Tesla Model S tewas di Williston, Florida, AS, akibat tabrakan dengan truk trailer. Kala itu si korban sedang menyalakan fungsi autopilot.
Pasca kecelakaan itu, NHTSA memutuskan untuk melakukan investigasi terhadap 25 ribu mobil listrik Tesla Model S.
(adt)