Gantikan Grandong, Mobil Desa Dipatok Rp60 Juta

Hafizd Mukti | CNN Indonesia
Jumat, 03 Feb 2017 11:12 WIB
Kementerian Perindustrian memastikan akan segera melakukan produksi pada Agustus 2017 dengan 100 persen komponen lokal.
Mobil grandong (Foto: Okkisafire via Wikimedia Commons (CC-BY-SA-4.0))
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian mulai berani menaksir harga mobil Pedesaan untuk kebutuhan angkut hasil tani dan kebutuhan warga desa. Harga Rp60 juta dinilai harga yang masuk akal dari pihak pemerintah untuk menggantikan Grandong.

"Akan di-launching bulan Agustus tahun ini, dan secara teknis sudah matang," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (1/2).

Pemerintah tengah menyelesaikan prototipe. Usai prototipe rampung Kemenperin akan membuka perakitan dengan mencari pihak yang berkompeten secara open source. "Nanti open source, beberapa pabrik bisa produksi," jelasnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini, pembuatan mobil pedesaan menggunakan 100% komponen dalam negeri. Termasuk juga dengan mesin yang diproduksi oleh salah satu pabrikan otomotif di Indonesia.

"Harga sekitar Rp 60 juta, tinggal ditambah kombinasinya perlu apa, apakah alsintan (Alat dan Mesin Pertanian) atau yang lain," tandasnya.

Alasan pemerintah meluncurkan mobil pedesaan dikarenakan masih banyak masyarakat di daerah pelosok yang menggunakan alat-alat tradisional untuk mengangkut hasil pertanian.

"Di daerah-daerah kita banyak temukan Grandong. Grandong itu kendaraan buatan masyarakat yang sebetulnya itu peralatan untuk pertanian, sekarang kita balik ini industri otomotif bisa juga untuk pertanian," kata Airlangga.

Dengan adanya fakta kebutuhan alat angkut hasil pertanian di daerah pemerintah dalam hal ini menyediakan kendaraan yang lebih laik dan aman.

"Kita masih melihat bahwa masyarakat masih membutuhkan alat angkut yang layak jalan, jadi ini akan didesain masuk ke daerah pedesaan karena penggeraknya four wheel drive dan juga modelnya seperti pikap jadi bisa bawa barang ataupun bawa alat pertanian," tambahnya.

Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), I Gusti Putu Suryawirawan menambahkan meski terbuka untuk pihak manapun, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tetap sebagai pemegang lisensi mobil pedesaan.

"Jadi open source yang nanti pegang lisensi Kemenperin. Nanti bisa dirakit sama siapa saja, kalau mereka mau rakit ya bisa saja, tapi Kemenperin yang pegang lisensi," terang Putu.

Putu menambahkan, alat mesin pertanian yang bisa dipadukan dengan mobil pedesaan antara lain mesin perontok padi, penggiling biji-bijian hingga mesin pengolah sampah. Kombinasi antara mobil dan alat mesin pertanian akan mengurangi kendaraan modifikasi yang berseliweran di desa.

"Kalau dilihat kan kebanyakan orang desa yang punya alat pertanian, dengan alat pertanian itu dia rekayasa jadi kendaraan sehingga kendaraannya yang tidak layak jalan tetap dijalankan, jadi bisa membahayakan," kata Putu.

Mobil pedesaan sudah ada sekitar 5 prototipe dan memiliki kemampuan menempuh jarak hingga 100.000 km. "Kita bikin beberapa prototipe. Sudah ada yang diuji coba sampai 100.000 km," ujar Putu.

Sebelum masuk produksi, mobil yang menggunakan 100 persen komponen dalam negeri ini akan disempurnakan terlebih dahulu. (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER