Jakarta, CNN Indonesia -- Singapura berencana untuk membatasi pertumbuhan kendaraan di negaranya. Saat ini pertumbuhan kendaraan di negara itu hanya 0,25 persen pertahun. Pemerintah setempat berencana untuk memangkas pertumbuhan kendaraan penumpang dan motor menjadi 0 persen. Aturan ini akan berlaku mulai Februari tahun depan.
Dengan demikian, jumlah kendaraan pribadi yang beredar di Singapura tak akan berubah dari tahun ke tahun. Saat ini terdapat 600.000 kendaraan pribadi yang lalu lalang dinegara itu pada 2016.
Untuk mendukung kebijakan ini, pemerintah Singapura akan meningkatkan layanan transportasi umum di negara itu. Sehingga, hanya transportasi umum dan bus yang jumlahnya boleh bertambah di negara itu. Hal ini disampaikan oleh Otoritas Transportasi Darat Singapura seperti dikutip
The Guardian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi pertumbuhan bus dan kendaraan umum akan juga dibatasi hanya 0,25 persen pertahun hingga Maret 2021. Hal ini dilakukan guna memberi waktu bagi usaha untuk meningkatkan efisiensi operasi mereka dan mengurangi kebutuhan kendaraan komersial, demikian
Bloomberg.
Singapura dikenal sebagai negara yang menerapkan kebijakan kepemilikan mobil yang sangat mahal. Mereka yang ingin memiliki kendaraan pribadi diharuskan memiliki sertifikat kepemilikan yang berlaku selama 10 tahun. Rata-rata sertifikat ini mesti ditebus seharga Rp 500juta.
Hal ini membuat harga kepemilikan mobil di Singapura menjadi selangit. Sebagai perbandingan, Toyota Corolla Altis disana bisa dijual seharga Rp1,1 miliar. Harga ini sudah termasuk biaya sertifikat. Harganya nyaris tiga kali lipat lebih mahal dari Indonesia.
Otoritas Transportasi Singapura menyebutkan bahwa 12 persen lahan di Singapura sudah digunakan untuk membangun jalan. Sehingga, hanya tersisa sedikit lahan untuk melakukan penambahan jalan.
Pemerintah sendiri menyiapkan Sg$28miliar untuk pengembangan sistem transportasi untuk lima tahun ke depan.
(eks)