Jakarta, CNN Indonesia -- Astra Honda Motor (AHM) merilis tampilan baru skuter matiknya, New Honda Vario eSP. Motor ini memiliki dua tipe berbeda, CBS dan CBS-ISS. Ubahan dari versi sebelumnya terlihat pada permainan warna hingga desain pelek terbaru motor ini.
"Penyegaran pada New Honda Vario eSP ini kami mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat sesuai minat di segmennya," kata Marketing Director AHM Thomas Wijaya dalam keterangan pers yang diterima
CNNIndonesia.com, Senin (4/12).
Generasi anyar Vario eSP ini juga mendapat rancangan setrip dengan grafis dan kombinasi warna baru. Agar tampil lebih
sporty, produsen juga sudah mengubah desain pelek dengan model
racing atau
cast wheel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mesin motor menggunakan injeksi 110cc. Untuk akselerasi, motor ini membutuhkan waktu 12,7 detik untuk mencapai kecepatan tertinggi 92km/jam dengan jarak tempuh 200 meter. Konsumsi bahan bakarnya mencapai 59 km/liter dengan pengaplikasian fitur Idling Stop System (ISS).
Tidak hanya ISS, teknologi eSP juga diterapkan untuk menambah efisiensi bahan bakar agar lebih ramah lingkungan. Kemudian, ACG Starter yang terhubung dengan eSP mampu menghidupkan mesin kendaraan secara halus.
 Honda menargetkan varian Vario eSP dapat terjual sebanyak 10 ribu unit perbulan. (dok. Honda) |
Vario eSP diklaim memiliki desain dan dimensi yang cocok untuk penggunaan sehari-hari. Untuk penerangan, Honda menyematkan Dual Keen Eyes LED Headlight. Desainnya diklaim bisa mengoptimalkan pencahayaan dengan pencahayaan yang lebih hemat energi.
Disediakan pula
remote untuk memudahkan pelacakan kendaraan saat parkir dengan
Answer Back System. Sementara
Combi Brake System (CBS) guna menyeimbangkan pengereman pada roda depan dan belakang.
Sedianya, motor ini dibandrol mulai dari Rp16,675 juta - Rp17,575 juta
on the road Jakarta. Pabrikan asal Jepang itu menargetkan varian Vario eSP dapat terjual sebanyak 10 ribu unit perbulan.
"Honda Vario telah menjadi salah satu skutik yang favorit. Dari 2006 telah terjual sebanyak 10,2 juta unit," kata Thomas.
(eks)